Pelatihan untuk Penerapan Sport Science di Bulutangkis

LPPM ITB melalui Program Pengabdian Masyarakat bekerjasama dengan Pengurus Provinsi (Pengprov) Persatuan Bulutangkis Seluruh Indonesia (PBSI) Jawa Barat dan PB Taqi Arena menyelenggarakan sosialisasi sport science bulutangkis kepada para pelatih. Bertempat di GOR PB Taqi Arena, acara dilaksanakan pada Minggu (20/11/2022).

Penanggungjawab kegiatan Dr. rer. nat. Rino Rakhmata Mukti mengatakan, kegiatan sosialisasi diikuti para pelatih dari beberapa klub bulutangkis di wilayah Bandung Raya. Kegiatan sosialisasi menghadirkan dua narasumber yakni Iwa Ikhwan Hidayat, M. Or,. dari Bidang Sport Science dan Diana, S.Psi., M.T. sebagai psikolog olahraga.

“Melalui kegiatan sosialisasi ini, diharapkan memberi ilmu dan wawasan baru bagi para pelatih bulutangkis dalam melakukan pembinaan serta pelatihan yang efektif bagi atletnya. Sudah saatnya sport science diterapkan dalam pembinaan olahraga, termasuk bulutangkis,” kata Rino.

Pemateri pertama, Diana menekankan terkait tugas utama tim psikologi dalam cabang olahraga. Selain menjadi pendengar dan teman curhat para atlet, tugas utama tim psikologi yakni mempersiapakan dan membangun mental atlet agar siap menghadapi pertandingan.

Diana mengatakan, setidaknya ada 5 aspek psikologis yang mampu mempengaruhi performa atlet. Yakni kognitif, mental tougness, resilience, flexibility, dan personality type.

“Pelatih pun harus terus mengembangkan pengetahuannya terkait perkembangan psikologis atlet sehingga nantinya bisa mendeteksi lebih awal kelemahan atau kekurangan atlet dari segi psikologis,” kata Diana.

Sementara Iwa Ikhwan Hidayat menjelaskan terkait peran sport science sangat penting dalam proses pembinaan prestasi bulutangkis pada saat ini. Perkembangan bulutangkis yang pesat, membuat interfensi ilmu dan teknologi dalam olahraga bulutangkis menjadi sebuah keharusan.

“Saat ini peran sport science sudah dirasakan negara-negara Eropa yang tidak memiliki budaya bermain badminton. Mereka saat ini bisa bersaing di level top dunia bergabung dengan negara-negara Asia,” kata Iwa yang juga pengurus PBSI Jabar bidang Renbang dan aktif sebagai tim sport science Pelatprov PBSI Jabar.

Implementasi sport science dan teknologi olahraga dalam proses pembinaan di klub bulutangkis di Jabar, diakui Iwa, masih tergolong kurang. Implementasi tersebut sebenarnya bisa dilakukan melalui sistem evaluasi yang terdiri dari evaluasi teknik, fisik, psikologi dan performance.

“Data yang nanti diperoleh dari evaluasi tersebut sangat penting sebagai rujukan bagi pelatih menyusun program latihan yang efektif dan optimal bagi atlet. ITB pun sedang mengembangkan sebuah apalikasi dan web data management yang berfungsi sebagai media untuk klub, pelatih dan atlet memonitoring performa secara keseluruhan. Diharapkan aplikasi tersebut bisa berperan dalam perkembangan prestasi bulututangkis Jabar dan Indonesia,” Iwa menuturkan.

Sementara Ketua LPPM ITB Dr. Ir. Yuli Setyo Indartono menyampaikan, peran penelitian sangat penting dalam perkembangan bulutangkis. Hal ini sudah dibuktikan China sebagai negara dengan publikasi terbanyak terkait penelitian di bidang bulutangkis dan kondisi ini sejalan dengan prestasi yang diraih negeri Tirai Bambu ini di olahraga bulutangkis.

“LPPM ITB siap menjadi inisiator dalam pengembangan penelitian dan teknologi olahraga bulutangkis di Jabar maupun nasional,” Yuli menegaskan.

Pengurus PBSI Jabar sekaligus pemilik PB Taqi Arena, Dr. Sukandar menyatakan, sport science dan teknologi dalam olahraga bulutangkis sudah harus mulai diterapkan klub-klub bulutangkis di Jabar. Dengan demikian, Jabar bisa melakukan akselerasi dalam peningkatan prestasi di tingkat nasional maupun internasional.

“Kami dari PB Taqi Arena berkomitmen untuk memulai mengaplikasikan program sport science dan teknologi olahraga untuk melakukan pembinaan dan pelatihan bagi atlet bulutangkis yang kami bina,” kata Sukandar.

1512

views