Menuju Kolaborasi Penelitian melalui Smart Textile
Tags: ITB4People, Community Services, SDGs9
Industri 4.0 memberikan dampak yang besar terhadap perkembangan sektor industri tidak terkecuali pada sektor industri tekstil. Istilah yang muncul pada tahun 2016, menyebabkan terjadinya pertemuan antara teknologi benda fisik dan digital melalui analitik, robotika, artificial intelligence, digitalisasi, dan Internet of Things (IoT). Teknologi-teknologi tersebut menciptakan perusahaan digital yang dapat berkomunikasi, mengumpulkan, dan menganalisis data pada mesin yang memungkinkan proses yang lebih cepat, lebih fleksibel, dan lebih efisien. Sehingga berdampak pada dapat dihasilkannya barang berkualitas tinggi dengan biaya yang lebih rendah.
Sebagian besar mesin-mesin yang dipasok oleh produsen mesin tekstil masa kini sudah memiliki built-in intelligent technology, sehingga mesin tersebut sudah dapat mengumpulkan, mengukur, dan menganalisis data melalui sensor, pencatat data, dan lain-lain. Dalam sektor industri tekstil, munculnya industri 4.0 menyebabkan terjadi penggabungan teknologi-teknologi yang berbeda. Bertemunya teknologi-teknologi tersebut di industri tekstil memberikan ‘gangguan’ dalam bagian manufaktur dan juga produk. Masa depan dari industri tekstil, berada pada bertemu dan bergabungnya teknologi yang mengarah pada perkembangan pakaian dan tekstil pintar yang kemudian lebih dikenal sebagai wearable technology dan smart textile.
Perkembangan teknologi pada tekstil seperti pemberian elemen cahaya dengan penggunaan polimer elektroaktif atau LED, nanoteknologi, bioteknologi, teknologi plasma, elektronika dan robotika, menjadi beberapa teknologi yang dapat diaplikasikan pada tekstil masa depan untuk aplikasi-aplikasi yang lebih spesifik. Serat sebagai dasar dari pembentuk kain tekstil, berkembang sehingga dapat menghasilkan tekstil dengan kemampuan multifungsi atau smart textile. Smart textile adalah kain yang berasal dari smart material yang dapat berinteraksi dengan lingkungannya yang diakibatkan dari rangsangan lingkungan yang bersifat mekanik, termal, kimia, listrik atau sumber magnet yang diterimanya sehingga dapat merasakan, menginterpretasikan, dan merespon rangsangan tersebut yang dapat meningkatkan kesejahteraan atau kondisi penggunanya
Ranah haute couture juga tidak terkecuali, dengan mengintegrasikan elektronik, benang konduktif, tinta termokromik, dan lain sebagainya memberikan fungsi yang khusus pada kain dan menjanjikan masa depan mode yang menarik dan sensasional. Pengaplikasian teknologi dalam busana sudah diaplikasikan oleh beberapa desainer seperti Iris Van Herpen, Hussein Chalayan dan perusahaan seperti CuteCircuit, Levi’s, dan lain-lain.
SMARTEX Project, Kriya FSRD ITB, dan Erasmus+
Diawal tahun 2020, Program Studi Kriya, Fakultas Seni Rupa dan Desain (FSRD) ITB bekerja sama dan terlibat dalam proyek yang berjudul Smart textiles - Modernisation of curriculum of Textile Engineering and Textile Technology in Indonesia, Malaysia and Pakistan (SMARTEX), yang kemudian disebut SMARTEX Project.
SMARTEX adalah proyek pengembangan kurikulum CBHE Erasmus + yang berfokus pada kurikulum mengenai teknologi tekstil dan smart textile. Teknologi tekstil dan smart textile, adalah topik yang kompleks, yang terdiri dari evolusi dan penerapan teknologi yang sangat menarik di banyak sektor kegiatan. Di Eropa, produksi tekstil dan mode telah banyak bergeser dari Eropa ke Negara lain. Negara mitra yang diwakili dalam kemitraan SMARTEX termasuk di antara produsen tekstil terbesar yaitu Malaysia, Indonesia, dan Pakistan.
Proyek SMARTEX melibatkan perusahaan dan universitas di Eropa (Yunani, Belgia, dan Spanyol) dan Asia (Malaysia, Indonesia, dan Pakistan) yaitu University of Western Attica, Ghent University, Universitat Politècnica de València, IDEC SA, Universiti Teknologi MARA, Universiti Tun Hussein Onn Malaysia, Institut Teknologi Bandung, Politeknik STTT Bandung, Bahauddin Zakariya University, NED University of Engineering & Technology. Perusahaan dan universitas yang terlibat memiliki jurusan di bidang teknik tekstil dan fashion.
Tujuan umum dari SMARTEX adalah untuk mendukung modernisasi dan internasionalisasi Institusi Pendidikan Tinggi di Malaysia, Indonesia dan Pakistan, dalam konteks prioritas yang diidentifikasi dalam Konsensus Uni Eropa Baru dalam Pembangunan dan Pendidikan Tinggi Uni Eropa di Dunia. Selain itu juga untuk meningkatkan tingkat kompetensi dan keterampilan di perguruan tinggi Asia dengan mereformasi program gelar sarjana, yang akan membawa sistem pendidikan nasional ke tingkat standar Uni Eropa dan meningkatkan daya saing lulusan di pasar tenaga kerja.
Peluang ini memberikan suatu kebaruan atau inovasi dan pengalaman baru untuk Program Studi Kriya, FSRD ITB. Kriya adalah karya yang dibuat dengan keterampilan tangan dengan memperhatikan nilai fungsi karya tersebut. Namun, pembuatan karya kriya tidak hanya berdasarkan pada nilai fungsinya saja, tapi juga dapat sebagai pemenuhan untuk sisi emosional perancang dan penggunanya yang dilihat dari sisi keindahan karya tersebut. Kriya tidak selamanya berdasarkan dari karya-karya peninggalan nenek moyang saja, tapi juga harus mampu berkembang mengikuti tuntutan kebutuhan manusia.
SMARTEX Project membuat bidang kriya yang khas dengan karya yang menerapkan nilai fungsi dan berdasar pada karya-karya yang dihasilkan oleh nenek moyang untuk kebutuhan sehari-hari, melangkah keluar dari ranah bidang tersebut. Melangkahnya keluar dari bidang tersebut, tidak hanya sebagai bentuk merespon teknologi yang terus menerus berkembang di masyarakat namun juga memperlihatkan peran perguruan tinggi, khususnya untuk Program Studi Kriya FSRD ITB dalam mengembangkan ilmu pengetahuan.
Kurikulum Berbasis Teknologi Smart dalam Teknologi, Seni, dan Desain
SMARTEX Project menjadi salah satu langkah dalam merespon perkembangan dan kemajuan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) yang berdasar pada industri 4.0. Sebagai sebuah proyek yang berfokus pada kurikulum perkuliahan, tiga buah mata kuliah pilihan, berhasil disusun dari proyek tersebut. Pengetahuan Tekstil Lanjutan, Tekstil Elektronik, Eksplorasi Tekstil Olahan Hayati, adalah tiga mata kuliah baru yang kemudian diimplementasikan sebagai pilot project dalam perkuliahan di Program Studi Kriya FSRD ITB. Proyek tersebut terbukti menarik minat para mahasiswa. Pengolahan material tekstil yang dapat terurai, rekayasa bahan tekstil, pengaplikasian micro unit ARDUINO, serta coding tidak membuat mahasiswa merasa bingung karena menjadi suatu tantangan dan hal baru untuk mereka.
Adanya proyek ini, membuat peluang penelitian di bidang smart textile dan wearable clothing di Indonesia tidak hanya sebatas pada wawasan teknologi atau penelitian dalam skala studi atau laboratorium. SMARTEX Project membuka potensi untuk dilakukannya kolaborasi lintas keilmuan di ITB. Bersamaan dengan adanya proyek ini, untuk memperkaya dan mengawali riset berdasar dari kolaborasi juga dilakukan kolaborasi dengan beberapa program studi dari fakultas selain FSRD seperti teknik material dari FTMD ITB dan teknologi pasca panen SITH ITB.
Sebelumnya, di program studi kriya, FSRD ITB, ada beberapa mahasiswa dari tingkat Sarjana mulai mencoba untuk melakukan penelitian untuk Tugas Akhir dengan topik utama yaitu smart textile. Yaitu, Amelinda Alysia A.V.K., Renita Nima, Melisa Yuliana, dan Fauzan Ar-raziq Anfa. Ferrarizkia Svetlana R., adalah mahasiswa program studi kriya FSRD ITB yang lulus menggunakan smart textile dan wearable technology sebagai topik penelitian. Dengan adanya SMARTEX Project, maka penelitian dengan topik serupa akan semakin banyak dan tentunya dapat lebih baik karena adanya kolaborasi dengan program studi lain.