Menilik Kesiapan Tsunami Ready Desa Batukaras

Menilik Kesiapan Tsunami Ready Desa Batukaras

Tags: ITB4People, Community Services, SDGs15

Setelah tahun lalu berhasil membantu Desa Pangandaran, Kabupaten Pangandaran dan Desa Panggarangan, Kabupaten Lebak untuk mendapatkan rekognisi sebagai Desa Tsunami Ready dari UNESCO, kali ini tim Pengabdian Masyarakat LPPM ITB yang diketuai oleh Dr.rer.nat Wiwin Windupranata melakukan hal serupa di Desa Batukaras, Kabupaten Pangandaran. Awal mula diputuskannya Desa Batukaras sebagai desa yang akan dibantu dalam hal identifikasi indikator Tsunami Ready adalah ketika Kepala Desa Batukaras, Hadi Somantri, S.IP, menghubungi tim Pengabdian Masyarakat pada akhir tahun 2021 untuk menunjukkan minat Desa Batukaras untuk mendapatkan rekognisi sebagai Desa Tsunami Ready. Kepala Desa Batukaras menganggap bahwa masyarakat Desa Batukaras memiliki kesadaran yang cukup tinggi terkait dengan potensi bencana tsunami yang bisa terjadi kapan saja. Selain itu, Desa Batukaras juga memiliki potensi wisata surfing yang menarik ribuan wisatawan baik wisatawan lokal dan mancanegara sehingga Kepala Desa Batukaras menginginkan agar masyarakat desa dan wisatawan mampu merasa aman dalam berkegiatan di kawasan Desa Batukaras.

Pada bulan Maret 2022, dilakukan koordinasi secara daring antara tim Pengabdian Masyarakat dengan Pemerintah Desa Batukaras. Hal ini bertujuan untuk melakukan identifikasi awal terkait pemenuhan Indikator Tsunami UNESCO. Terdapat 12 (dua belas) indikator dalam penetapan atau rekognisi suatu daerah sebagai Tsunami Ready, yaitu:

  1. Penetapan wilayah bahaya tsunami dan masyarakat memiliki peta bahaya tsunami.
  2. Masyarakat memiliki informasi perkiraan jumlah orang yang berada di wilayah bahaya tsunami. 
  3. Masyarakat menempatkan informasi publik tentang tsunami di wilayahnya.
  4. Masyarakat memiliki inventaris dari sumberdaya ekonomi, infrastruktur, politik dan sosial untuk pengurangan risiko bahaya tsunami di tingkatnya. 
  5. Masyarakat memiliki peta evakuasi tsunami yang mudah dimengerti, yang disusun bersama dengan pihak berwenang berkolaborasi dengan masyarakat.
  6. Masyarakat mengembangkan dan mendistribusikan materi Pendidikan dan Kesiapsiagaan.
  7. Menyelenggarakan kegiatan Pendidikan dan Kesiapsiagaan paling tidak 3 kali setahun. 
  8. Masyarakat melaksanakan pelatihan tsunami paling tidak dua tahun sekali.
  9. Masyarakat memiliki rencana operasi darurat tsunami.
  10. Masyarakat memiliki kapasitas untuk mendukung pelaksanaan tanggap darurat tsunami.
  11. Masyarakat memiliki kemampuan menerima peringatan dini 24/7 dengan berbagai cara yang andal.
  12. Masyarakat memiliki kemampuan menyampaikan peringatan dini ke publik 24/7 dengan berbagai cara yang andal.

Pada tanggal 6 - 7 Juli 2022, kunjungan lapangan ke Desa Batukaras untuk melakukan wawancara, pengecekan lokasi rambu evakuasi, melakukan susur jalur evakuasi, dan berdiskusi dengan perwakilan desa mengenai pariwisata Desa Batukaras. Kegiatan pertama yang dilakukan pada Rabu, 6 Juli 2022 adalah wawancara dengan Kepala Desa dan/atau wakilnya di Kantor Desa Batukaras dan meminta informasi mengenai data kependudukan di Desa Batukaras. Kunjungan ITB ke Desa Batukaras juga untuk melakukan diskusi mengenai wilayah yang berpotensi terdampak tsunami sekaligus melakukan konfirmasi. Selain itu, pada waktu tersebut juga telah dimulai kegiatan pengecekan lokasi titik kumpul dan rambu evakuasi, serta mendokumentasikan rambu evakuasi.

Pada Kamis, 7 Juli 2022, dilakukan kegiatan susur jalur evakuasi tsunami untuk memperoleh waktu yang diperlukan untuk mencapai Tempat Evakuasi Sementara (TES) jika terjadi bencana tsunami di Desa Pangandaran. Kegiatan susur jalur evakuasi tsunami ini dilakukan dengan bantuan perangkat lunak untuk mengukur kecepatan lari dan waktu tempuh yang diperlukan. Pada waktu ini juga dilakukan kunjungan ke Kantor Pariwisata Pangandaran untuk memberikan surat keterangan untuk meminta informasi data wisatawan Pantai Batukaras. Kunjungan Tim ITB ke Desa Batukaras dilakukan dengan tujuan utama adalah untuk memperoleh data dan melakukan konfirmasi terkait kebutuhan desa mengenai persiapan Desa Batukaras menuju Desa Tsunami Ready.

Berdasarkan kegiatan yang telah dilakukan oleh Tim Pengabdian Masyarakat dalam pemetaan indikator Tsunami Ready IOC-UNESCO di Desa Batukaras didapati hasil pemetaan indikator sebagai berikut:

Indikator 1 Penetapan wilayah bahaya tsunami dan masyarakat memiliki peta bahaya tsunami

Peta bahaya tsunami di atas dibuat dengan memodelkan tsunami oleh Windupranata, dkk. (2020) yang menampilkan area rendaman akibat tsunami. Berdasarkan Peta Bencana Tsunami di atas, Desa Batukaras berpotensi terkena bencana tsunami dengan rendaman tertingginya mencapai >3 m. Namun, mayoritas wilayah Desa Batukaras berpotensi terkena rendaman tsunami dengan ketinggian rendaman < 1 m, yaitu pada topografi perbukitan di bagian barat Desa Batukaras.

Indikator 2 Masyarakat memiliki informasi perkiraan jumlah orang yang berada di wilayah bahaya tsunami.

Desa Batukaras memiliki catatan total penduduk sebanyak 5.675 jiwa dengan penduduk wanita sebanyak 2.789 jiwa dan laki-laki 2.886 jiwa. Terdapat juga penduduk disabilitas sebanyak 52 jiwa. Karena Desa Batukaras merupakan tujuan wisata, Kantor Desa Batukaras mencatat total pengunjung dalam tiap rentang waktu tertentu  dan jumlah wisatawan pada tahun 2022 yaitu 333.112 jiwa.

Indikator 3 Masyarakat menempatkan informasi publik tentang tsunami di wilayahnya

Pendataan rambu-rambu evakuasi perlu dilakukan dan disesuaikan dengan data BPBD karena seringkali kondisi di lapangan cepat berubah dari awal pemasangan. Berdasarkan survei lapangan yang telah dilakukan, terdapat 19 rambu jalur evakuasi tsunami di Desa Batukaras dengan detail 2 rambu rusak karena berkarat, 15 rambu dalam kondisi baik, dan 2 rambu yang tidak sesuai dengan lokasi sebenarnya.

Indikator 4 Masyarakat memiliki inventaris dari sumberdaya ekonomi, infrastruktur, politik dan sosial untuk pengurangan risiko bahaya tsunami di tingkatnya

Desa Batukaras sudah memiliki infrastruktur sebagai sarana evakuasi yang disediakan berupa lokasi Titik Evakuasi Sementara (TES) sejumlah empat buah, yaitu TES Gunung Tumpeng, TES Kabuyutan, TES Bukit Batukaras Surf Resort (BSR), dan TES Tanjakan Heras. Selain itu, Desa Batukaras telah menganggarkan dana khusus untuk kondisi darurat dan penanggulangan untuk bencana tsunami bersumber dari APBD Batukaras.

Terkait sumberdaya politik, Desa Batukaras sudah memiliki regulasi atau standar terkait proses evakuasi dan tanggap darurat bencana tsunami dalam Peraturan Desa Batukaras atau Peraturan Desa Batukaras Nomor 6 Tahun 2018 tentang Rencana Penanggulangan Bencana Desa Tahun 2019-2024.

Desa Batukaras juga memiliki organisasi aktif yang diwakili oleh FKDM Desa Batukaras. FKDM Desa Batukaras bersama BPBD Kabupaten Pangandaran melakukan kegiatan untuk mengedukasi masyarakat tentang bencana dan mempersiapkan kesiapsiagaan bencana yang dapat terjadi di Desa Batukaras. Hal ini dilakukan untuk mengurangi resiko bencana khususnya di Desa Batukaras.

Indikator 5 Masyarakat memiliki peta evakuasi tsunami yang mudah dimengerti, yang disusun bersama dengan pihak berwenang berkolaborasi dengan masyarakat

Proses penyusunan peta evakuasi tsunami dilakukan melalui komunikasi dan kerjasama dengan pemangku kepentingan terkait, seperti pemerintah desa dan BPBD. Namun untuk kasus Desa Batukaras, belum terbentuk peta jalur evakuasi yang mudah dipahami oleh masyarakat.

Indikator 6 Masyarakat mengembangkan dan mendistribusikan materi Pendidikan dan Kesiapsiagaan.

Penyampaian materi pendidikan dan kesiapsiagaan bencana di Desa Batukaras dilakukan dengan memberikan buku saku kepada masyarakat berjudul Panduan Penanganan Bencana di Desa oleh Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi. Selain itu, BMKG juga memberikan buku saku berjudul Mengenal Gempa Bumi & Tsunami. Kedua buku saku tersebut dibagikan kepada siswa Sekolah Dasar (SD) untuk menanamkan semangat peduli dan waspada terhadap bencana.

Indikator 7 Menyelenggarakan kegiatan Pendidikan dan Kesiapsiagaan paling tidak 3 kali setahun

Indikator ketujuh dapat terpenuhi apabila desa melakukan kegiatan sosialisasi atau edukasi kesiapsiagaan bencana yang dilakukan minimal tiga kali dalam setahun. Desa Batukaras sudah rutin mengadakan kegiatan pendidikan kesiapsiagaan ini setiap tahunnya. Misalnya pada awal tahun 2022, Jambore Penanggulangan Bencana 2022 diselenggarakan oleh BPBD Kabupaten Pangandaran. Pelaksanaan Jambore Penanggulangan Bencana 2022 dilaksanakan dengan tujuan untuk meningkatkan kapasitas sumber daya manusia, menambah wawasan dan pengetahuan para peserta.

Indikator 8 Masyarakat melaksanakan pelatihan tsunami paling tidak dua tahun sekali

Desa Batukaras secara rutin melakukan pelatihan tsunami khususnya bagi masyarakat dan Forum Kesadaran Dini Masyarakat (FKDM). Pada tahun 2018, telah dilakukan pelatihan tsunami untuk FKDM Desa Batukaras. Namun sejak 2019, pelatihan tsunami sudah tidak dilakukan lagi karena pandemi Covid-19.

Indikator 9 Masyarakat memiliki rencana operasi darurat tsunami

Desa Batukaras telah memiliki dokumen prosedur operasi standar terkait penerapan tsunami early warning system (TEWS) dan penetapan status tanggap darurat yang disiapkan oleh Dinas Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana Pusdalops-PB Kabupaten Pangandaran. Dokumen tersebut memuat landasan hukum, jenis kegiatan yang dilakukan, pelaksana setiap kegiatan, kelengkapan, waktu, dan keluaran yang dihasilkan dari setiap kegiatan.

Indikator 10 Masyarakat memiliki kapasitas untuk mendukung pelaksanaan tanggap darurat tsunami

Dalam kaitannya dengan mendukung pelaksanaan tanggap darurat tsunami, Desa Batukaras memiliki tabel sumber daya di desa tahan bencana Batukaras. Dalam tabel tersebut telah dibagi menjadi tiga bagian, yaitu lembaga pemerintah, lembaga non pemerintah, dan komunitas/kelompok masyarakat. Keberadaan sumberdaya tersebut dimaksudkan untuk berkoordinasi dalam merespon kejadian bencana yang terjadi di Desa Batukaras seperti gempa bumi dan tsunami. Selanjutnya keputusan dari tanggapan tersebut disebarluaskan kepada masyarakat melalui WhatsApp Group.

Indikator 11 Masyarakat memiliki kemampuan menerima peringatan dini 24/7 dengan berbagai cara yang andal

Desa Batukaras dapat menerima informasi bahaya tsunami 24 jam sehari melalui grup WhatsApp FKDM Desa Batukaras. Grup tersebut tidak hanya memberikan informasi tentang bencana, tetapi juga memberikan informasi terkait prakiraan cuaca harian. Berdasarkan informasi di atas media WhatsApp Group FKDM Desa Batukaras sangat mengandalkan jaringan internet dan alat komunikasi yang memadai. Sedangkan saat keadaan darurat, koneksi internet bisa saja terputus karena kerusakan infrastruktur akibat gempa. Selain itu, tidak semua warga Desa Batukaras memiliki alat komunikasi yang memadai untuk memasang aplikasi WhatsApp. Sehingga perlu disediakan media alternatif lain yang dapat digunakan di segala kondisi dan dapat menjangkau seluruh lapisan masyarakat.

Indikator 12 Masyarakat memiliki kemampuan menyampaikan peringatan dini ke publik 24/7 dengan berbagai cara yang andal

Desa Batukaras memiliki beberapa media komunikasi yang digunakan untuk menyebarluaskan informasi gempa bumi dan peringatan dini tsunami 24/7. Media komunikasi yang digunakan adalah handie talkie dan media sosial seperti WhatsApp Group, TikTok, Instagram, Facebook, serta website Simpeldesa sebagai bentuk layanan digital masyarakat Desa Batukaras yang dapat diakses setiap saat oleh masyarakat. Mirip dengan indikator 11, sebagian besar media komunikasi ini membutuhkan koneksi internet dan alat komunikasi yang memadai. Sehingga perlu disediakan media komunikasi yang dapat digunakan dalam segala situasi oleh seluruh masyarakat, seperti lonceng yang dapat dibunyikan saat terjadi bencana.

Dalam pemenuhannya telah dilakukan analisis 12 indikator untuk mengidentifikasi status pemenuhan dari masing-masing indikator. Namun, masih terdapat satu indikator yang masih harus dipenuhi oleh Desa Batukaras, Kabupaten Pangandaran. Satu indikator tersebut adalah indikator kelima di mana Desa Batukaras diharapkan untuk dapat melakukan pemenuhan peta evakuasi tsunami yang mudah dimengerti, yang disusun bersama dengan pihak berwenang berkolaborasi dengan masyarakat. Untuk melakukan pemenuhan indikator kelima ini, tim Pengabdian Masyarakat LPPM ITB membantu dalam pembuatan peta jalur evakuasi bencana tsunami Desa Batukaras, Kabupaten Pangandaran.

Peta evakuasi tsunami merupakan salah satu upaya yang dilakukan untuk mengurangi risiko bencana tsunami khususnya saat bencana terjadi. Peta ini berisi rute tercepat dan arah jalur evakuasi menuju ke Tempat Evakuasi Sementara (TES). Peta ini dibuat dengan mempertimbangkan jarak terdekat dan rute tercepat yang dapat dilalui.

Survei lokasi sendiri dilakukan untuk validasi hasil peta dengan menggunakan lima titik awal evakuasi, lima Tempat Evakuasi Sementara (TES) sebagai titik akhir evakuasi, dan dua metode evakuasi. Lima titik awal evakuasi ditempatkan pada berbagai titik di dalam Desa Batukaras antara lain : Villa Monyet, Rumah paling ujung di batas Desa Batukaras, Mushala paling akhir di batas desa Batukaras, ATM BNI, dan Landmark “BATUKARAS”.

Titik akhir evakuasi ditempatkan di masing-masing Tempat Evakuasi Sementara antara lain : TES Cikabuyutan, bukit bagian depan Pantai Batukaras, bukit bagian belakang Pantai Batukaras, TES Gunung Tumpeng, dan TES Batukaras Surf Resort. Survei lokasi sendiri dilakukan dengan dua metode evakuasi yaitu dengan berlari atau menggunakan kendaraan bermotor.

771

views