Literasi Antiplagiarisme demi Perkuat Integritas Dosen

Publikasi ilmiah menjadi salah satu parameter penilaian kinerja dosen di Indonesia. Kesuksesan pelaksanaan tri dharma perguruan tinggi mayoritas dinilai dengan terbitnya luaran karya ilmiah, salah satunya artikel ilmiah. Di satu sisi, kebijakan ini menjadi salah satu pemicu untuk meningkatkan produktivitas para dosen dalam memublikasikan gagasan ilmiahnya. Namun, hal ini menjadi tantangan besar bagi dosen yang berasal dari kalangan praktisi seperti dokter, terapis, psikolog, bahkan seniman. Di sisi lain, pada praktiknya, ada oknum-oknum dosen yang melakukan pelanggaran integritas dengan memplagiasi naskah milik dosen universitas ternama di Inggris; atau mencatut nama dosen luar negeri agar artikelnya dapat dengan mudah terpublikasi di jurnal internasional. Oleh sebab itu, penguatan integritas akademik di kalangan dosen melalui literasi antiplagiarisme menjadi salah satu konsen Kelompok Keahlian Literasi Budaya Visual, Fakultas Seni Rupa dan Desain, Institut Teknologi Bandung.

Pencegahan plagiarisme menjadi topik penting yang diangkat oleh KK Literasi Budaya Visual pada program pengabdian masyarakat yang berjudul “Literasi Antiplagiarisme Melalui Pemanfaatan Aplikasi Pengelola Referensi Berbasis Teknologi Informasi di Kalangan Dosen Politeknik Al Islam”.  Kegiatan ini dilaksanakan pada Sabtu, 8 Juni 2024 di Kampus Politeknik Al Islam, Kota Bandung, pukul 08.30 s.d. 16.00 WIB. Program kerja sama yang sudah memasuki tahun kedua ini dihadiri langsung oleh Dr. Sri Djatnika SA., SE., M.Si., M.C.E., selalu Direktur Politeknik Al Islam Bandung; Dra. Nani Heryani, M.M. Wakil Direktur II, Politeknik Al Islam Bandung; dan Hj. Euis Reliyanti, M.Hum., MCE, Sekretaris Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Politeknik Al Islam Bandung. Selain itu hadir pula 30 peserta dari kalangan dosen Politeknik Al Islam Bandung.

“Melalui program pengabdian ini, KK Literasi Budaya Visual menekankan pentingnya integritas akademik dalam pelaksanaan penelitian sebagai bagian dari Tri Dharma Perguruan Tinggi,” ujar Linda Handayani Sukaemi, selalu ketua program pengabdian. Dosen dapat menuangkan gagasan sebagai kontribusi dalam pengembangan ilmu pengetahuan melalui kebaruan yang ditawarkan. Temuan penelitian yang dituangkan ke dalam sebuah publikasi dapat menjadi pembelajaran bersama dan menjadi sumber rujukan bagi peneliti lain. Oleh karena itu, menjadi penting untuk menulis sebuah artikel ilmiah yang berkualitas. Kualitas sebuah karya tulis terlihat dari penggunaan bahasa, penulisan sitasi, struktur artikel, dan pemilihan jurnal untuk memublikasikan artikel. Tahap-tahap untuk menghasilkan karya ilmiah berkualitas ini menjadi materi yang disuguhkan dalam pengabdian kepada masyarakat.  

Program pengabdian dibagi menjadi tiga sesi. Sesi pertama membahas hal-hal penting dalam persiapan publikasi artikel ilmiah. Sesi kedua membahas implementasi antiplagiarisme dalam penulisan karya ilmiah melalui teknik parafrase. Sesi terakhir merupakan coaching, peserta mendapatkan masukan mengenai draf artikel ilmiah yang sudah dikirimkan kepada panitia sebelum acara dilaksanakan. Materi pertama disampaikan oleh Dr. Dana Waskita, M.AppLing, Dr. Tri Sulistyaningtyas, M.Hum., Yani Suryani, S.S., M.Hum., dan  Untari Gunta Pertiwi, S.Pd., M.Pd. Materi kedua disampaikan oleh Muchsonah, S.Pd., M.E.d. App.Ling, Linda Handayani Sukaemi, M.Hum., dan Sira Kamila, M.Hum.

Pada sesi pertama Dr. Tri Sulistyaningtyas, M.Hum. menjelaskan langkah-langkah menulis artikel di jurnal ilmiah bereputasi. Peserta diarahkan untuk menemukan jurnal yang scope kajiannya sesuai dengan bidang keahlian, mendeteksi jurnal yang kredibel, menyesuaikan naskah dengan author guideline, dan mengikuti gaya selingkung jurnal yang dituju. Mengunduh template jurnal dan menulis sesuai template menjadi bagian penting pada tahap ini. Penulis juga disarankan untuk membaca artikel-artikel yang sudah terbit pada jurnal tujuan untuk mempelajari pola penulisan artikel di jurnal tersebut. Disampaikan pula sistematika penulisan atau struktur artikel ilmiah yang perlu dipenuhi untuk menghasilkan karya tulis berkualitas. Pada sesi pertama, peserta mendapatkan materi mengenai kebahasaan, khususnya kesalahan-kesalahan yang sering dilakukan peneliti ketika menulis artikel ilmiah. Dr. Tri Sulistyaningtyas, M.Hum. juga menyampaikan bagian dan struktur abstrak karya ilmiah yang harus diperhatikan. Dalam penulisan abstrak karya ilmiah, peneliti harus memperhatikan kelengkapan struktur, di antaranya latar belakang masalah secara singkat, objek penelitian, metode penelitian, tujuan penelitian, dan hasil penelitian.

Materi selanjutnya berkaitan dengan langkah-langkah memublikasikan artikel ilmiah ke jurnal internasional bereputasi. Sesi ini dipimpin oleh Dr. Dana Waskita, M.AppLing.  yang juga merupakan dosen Mata Kuliah Bahasa Inggris. Peserta dipandu untuk secara langsung berselancar menemukan jurnal internasional di laman Scimago Journal & Country Rank. “Kita perlu peka terhadap topik-topik potensial yang memuat kekhasan Indonesia. Topik mengenai inovasi teknologi dalam bidang kesehatan mungkin sangat umum di dunia Barat. Kita dapat membahas implementasi teknologi yang ada atau bahkan kebutuhan di ranah lokal yang mungkin saja belum pernah dibahas di jurnal internasional,” Ujar Dana Waskita. Topik yang khas Indonesia memperbesar peluang sebuah artikel bisa terpublikasi di jurnal internasional.  Dr. Dana Waskita, M.AppLing. juga menyampaikan tiga prinsip penulisan artikel dan tahapan penulisan artikel yang ditujukan untuk publikasi di jurnal internasional. Tahapan penting mempublikasikan artikel ilmiah di jurnal internasional adalah mengetahui cara mengidentifikasi artikel dan jurnal berdampak.

Sesi pertama ditutup oleh Yani Suryani, M.Hum. yang membahas strategi menghindari jurnal predator baik di jurnal nasional maupun jurnal internasional. Langkah-langkah mengecek jurnal terkategori predator atau tidak dapat dilihat dari penerbit, jumlah terbitannya, proses review, dan statusnya dalam website-website pengindeks. Jurnal predator juga kerap menjanjikan waktu publikasi yang singkat dengan biaya publikasi yang tinggi. Ada pula jurnal predator yang terbit setiap bulan dengan jumlah artikel puluhan bahkan ratusan. Kejanggalan-kejanggalan dapat ditemukan dengan ketelitian dan kehati-hatian saat memilih jurnal tujuan sebelum memublikasikan naskah. Pada sesi ini, Yani Suryani, M.Hum. menekankan pentingnya kejujuran dalam menulis dan kecermatan peneliti dalam memilih jurnal yang dituju. Kualitas artikel ilmiah milik peneliti juga ditentukan oleh jurnal yang mempublikasikan. Dengan menghindari jurnal predator, para dosen juga berupaya meningkatkan integritas para akademisi.

Sesi kedua diisi dengan materi parafrase sebagai upaya mencegah plagiarism dalam penulisan referensi yang disampaikan oleh Muchsonah, S.Pd., M.E.d. App.Ling. Materi parafrase meliputi teknik parafrase dan pengaplikasian parafrase dalam menulis. Materi parafarase diberikan dengan cara yang interaktif. Peserta dibagi menjadi beberapa kelompok dan diminta untuk langsung mempraktikkan teori parafrase. Terdapat tujuh teknik parafrase yang dapat membantu peneliti menuangkan gagasan dari sumber rujukan dengan cara yang tepat. Materi parafrase yang disampaikan menekankan pentingnya memahami teori secara langsung sebelum menuangkan gagasan sumber rujukan dengan bahasa penulis. Teknik parafrase juga menjadi wujud ekspresi penulis dalam mendialogkan teori dan gagasan miliknya. Ketika menerapkan teknik parafrase, peneliti juga berupaya untuk menghindari tindakan plagiarisme. Teknik parafrase ini dapat diterapkan ketika melakukan pengutipan secara tidak langsung. Teknik parafrase merupakan salah satu kemampuan yang harus dimiliki oleh seorang akademisi.

Untuk menghindari tindakan plagiarisme, para dosen juga mendapatkan materi tentang cara pengutipan dan jenis-jenis plagiarisme. Materi pengutipan disampaikan oleh  Linda Handayani Sukaemi, M.Hum. dan Sira Kamila, M.Hum. Materi pengutipan meliputi kutipan langsung dan kutipan tidak langsung. Dalam materi pengutipan, Dosen Politeknik Al-Islam Bandung mendapatkan informasi mengenai perbedaan kutipan langsung dan tidak langsung, contoh penggunaan kutipan, dan perbedaan waktu penggunaan kutipan dalam penulisan karya ilmiah. Pada materi kutipan langsung dan kutipan tidak langsung, pemateri juga menekankan pentingnya penulisan sitasi dalam karya ilmiah. Penulisan sitasi ketika mengutip sumber rujukan merupakan bagian dari tindakan menghindari plagiarisme. Literasi antiplagiarisme juga dilakukan dengan menyampaikan jenis-jenis plagiarisme dalam sebuah karya ilmiah. Pesarta pun mendapat informasi tentang pelanggaran integritas yang tercantum dalam UU No. 39 Tahun 2021 ini memuat Pasal 9.

Program pengabdian ditutup dengan kegiatan coaching secara umum dan coaching secara personal. Beberapa artikel dijadikan contoh kasus dan penulisnya mendapatkan masukan secara langsung. Proses ini membuat peserta dapat menilai kesalahan yang terdapat pada artikelnya masing-masing secara pribadi. Dari hasil penilaian, pada umumnya peserta belum dapat menyusun abstrak secara efektif dan lengkap. Beberapa penulis masih menggunakan nomor-nomor sebagai pembabakan artikel, seperti pada penulisan makalah. Ada pula penulis yang masih memunculkan data mentah pada bagian hasil dan pembahasan sehingga membuat pembaca sulit untuk memahami gagasan utama yang menjadi jawaban atas pertanyaan penelitian. Pada sesi coaching, peserta juga mendapatkan kesempatan untuk berdiskusi mengenai masalah yang ditemukan dalam artikelnya, khususnya mengenai aspek kebahasaan dan struktur artikel. Pada sesi diskusi ini, tim KK Literasi Budaya Visual dan Dosen Politeknik Al-Islam Bandung saling bertukar pikiran dan bertukar pengalaman menulis dan memublikasikan artikel ilmiah.

Peserta mendapatkan masukan yang lebih detail pada tahap coaching personal. Para pembicara memberikan feedback terhadap naskah dua atau tiga peserta. Pada tahap ini peserta mendapatkan rekomendasi bahan bacaan yang dapat digunakan dalam memperkuat literatur review. Rekomendasi sumber bacaan pun memperkaya data base jurnal yang memungkinkan untuk dikirimi naskah. Para pembicara dari tim KK Literasi Budaya Visual juga memperhatikan struktur artikel dan aspek kebahasaan. Para pembicara menyampaikan kesalahan yang sering dilakukan dan aspek-aspek yang sering luput dari perhatian peneliti ketika menulis sebuah artikel ilmiah. Selain itu, masukan-masukan juga disampaikan oleh para pemateri berdasarkan pengalaman pribadi saat melalui proses publikasi karya ilmiah. Hal ini memberikan tambahan semangat kepada para peserta untuk memperbaiki draf karya ilmiahnya. Para peserta juga meminta kesediaan tim pembicara meluangkan waktunya untuk berdiskusi tentang penulisan dan publikasi artikel ilmiah setelah kegiatan berakhir.

Program pengabdian ini menjadi upaya KK Literasi Budaya Visual untuk menjadi wadah bagi para dosen dalam meningkatkan kualitas referensi karya ilmiah. Materi yang diberikan dapat meningkatkan keterampilan dosen untuk menggunakan aplikasi berbasis teknologi digital dalam penulisan karya ilmiah. Kemampuan menggunakan aplikasi membuat para dosen dapat menghindari tindakan plagiarisme. Melalui program pengabdian ini, tim KK Literasi Budaya Visual mengajak berdiskusi dan bersama-sama menjunjung tinggi integritas seorang akademisi. Program pengabdian ini menjadi langkah preventif yang dilakukan tim KK Literasi Budaya Visual, Fakultas Seni Rupa dan Desain, ITB untuk mencegah adanya tindakan pelanggaran terhadap integritas akademik, khususnya praktik plagiarisme.

Pengabdian ITB: Tim ITB berfoto bersama dengan sivitas Akademik Politeknik Al Islam, Bandung Jawa Barat

147

views