Gempa yang terjadi pada hari Minggu 31 Desember 2023 di Sumedang, menyebabkan ratusan unit rumah rusak serta menelan banyak korban jiwa. Dampak dari gempa ini juga dirasakan oleh warga di Desa Cikawung, Kec. Tanjungsiang Kab Subang yang jaraknya sekitar 50 km dari pusat gempa. Bencana ini menyisakan duka mendalam dan beberapa warga menderita trauma karena kehilangan harta benda ataupun anggota keluarganya. Besarnya kerugian yang diakibatkan bencana ini baik fisik, material maupun psikososial, salah satunya disebabkan kurangnya kewaspadaan dari masyarakat dikarenakan rendahnya pengetahuan tentang kebencanaan.
Sebagai bentuk kepeduliaan ITB terhadap masyarakat, 9 tim ITB Tanggap Bencana telah ditugaskan melakukan kegiatan secara paralel, meliputi tim pemasok listrik dan air minum, tim penanganan sampah, tim yang bergerak di fase pasca bencana terkait layanan kesehatan dan trauma healing, hingga tim yang fokus pada pemulihan perekonomian di daerah bencana.
Sekolah Farmasi ITB (SF-ITB) berkolaborasi dengan Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM - ITB), PT LAPI, Unit Pelaksana Teknis Pelayanan Kesehatan ITB (UPT Yankes ITB), dosen dari Kelompok Keilmuan Estetika dan Ilmu-ilmu Seni - Fakultas Seni Rupa dan Desain (FSRD – ITB), Tim Psikolog dari Direktorat Kemahasiswaan ITB (Ditmawa ITB), BPBD Provinsi Jawa Barat, Apoteker Tanggap Bencana PD IAI Kab Subang serta Ikatan Alumni Farmasi ITB (IA FA ITB), menurunkan Tim SF Tanggap Bencana. Tim ini beranggotakan 9 dosen, 5 tutor / asisten akademik serta 10 mahasiswa, di bawah koordinator apt. Tomi Hendrayana. Bertempat di Gedung Kelurahan Desa Cikawung, Kec. Tanjungsiang, Kab. Subang pada hari Sabtu, 27 Januari 2024, Tim SF melakukan kegiatan pengabdian masyarakat paket lengkap berupa:
Gambar 1. Edukasi Simulasi Bencana
Jenis kegiatan yang direncanakan pada SF ITB Tanggap Bencana Subang ini disesuaikan dengan keadaan serta kebutuhan masyarakat yang berhasil diidentifikasi pada saat survey pendahuluan sebelumnya, melalui komunikasi dengan BPBD setempat / relawan serta pejabat pemerintah daerah (pak Camat, pak Lurah dan pak Kadus) serta masyarakat umum yang ditemui di lokasi.
Edukasi Kebencanaan
Kegiatan SF ITB Tanggap Bencana Subang diawali dengan pemberian edukasi tentang kebencanaan dan hal yang perlu dilakukan apabila menghadapi bencana longsor dan gempa bumi, menghadirkan narasumber kang Rano Harjaya, perwakilan dari URC Pusdalops BPBD Provinsi JABAR, dengan target peserta edukasi sekitar 35 orang kader desa. Materi yang disampaikan berupa pengertian tentang bencana longsor dan gempa, penyebab terjadinya bencana, tanda-tanda umum sebelum terjadi bencana, hal yang perlu dilakukan saat terjadi bencana seperti “drop – cover and hold on” dengan memanfaatkan barang sekitar (meja – kursi dll) sebagai pelindung, serta kegiatan pasca bencana seperti kegiatan mitigasi kebencanaan. Pada kegiatan ini juga dilakukan simulasi hal yang perlu dilakukan saat terjadi bencana longsor dan gempa.
Hal yang menarik dari pemberian edukasi tentang kebencanaan kali ini, adalah hal yang dibahas ternyata pas sekali dengan kondisi peserta. Misalnya teknik drop, cover and hold on akan berbeda apabila penyintas adalah seorang ibu hamil ataupun seorang ibu yang juga harus menggendong bayi. Saat kegiatan edukasi berlangsung, secara kebetulan terdapat dua orang kader desa yang datang menggendong anak usia usia di bawah 2 tahun serta seorang kader desa dalam kondisi hamil sekitar 6 bulan-an. Sehingga informasi yang disampaikan dapat langsung diikuti dengan simulasi terjadinya bencana dengan kondisi khusus (hamil atau orang menggendong bayi).
Diharapkan dari kegiatan edukasi para kader desa ini dapat meningkatkan pengetahuan dan pengalaman tentang kebencanaan serta menumbuhkan kesadaran bahwa tanggung jawab manajemen bencana bukan hanya ada di pihak pemerintah tetapi masyarakat umumpun memiliki tanggung jawab penting dalam setiap fase kebencanaan. Sebagai efek lanjut dari pelatihan ini, kader desa diharapkan dapat menularkan pengetahuannya dan menyebarkan informasi yang benar dengan mengedukasi kepada masyarakat di Desa Cikawung, Kec. Tanjungsiang Kab Subang yang pada akhirnya meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat terhadap bencana, mencegah terjadinya bencana serta mengurangi terjadinya korban bila terjadi bencana.
Pelayanan Kesehatan/Pengobatan bagi Masyarakat
Tim SF ITB bekerja sama dengan tenaga kesehatan dari UPT Yankes ITB memberikan layanan pemeriksaan kesehatan gratis terhadap sekitar 150 masyarakat desa Cikawung. Kegiatan ini dilaksanakan di aula balai desa Cikawung, dengan menurunkan 2 orang dokter umum, 3 orang perawat, 6 orang apoteker untuk menyiapkan obat dan pemberian informasi obat / konseling, serta dibantu oleh 10 orang mahasiswa yang melakukan pengukuran kolesterol, gula darah serta asam urat.
Gambar 2. Tim SF ITB Tanggap Bencana Subang
Banyak dari masyarakat desa yang relatif takut dengan jarum untuk pengambilan darah tepi saat pemeriksaan kadar kolesterol, gula darah dan asam urat, walaupun sebenarnya alatnya seperti ballpoint serta proses dilakukan cepat. Dari hasil skrining ini diketahui banyak juga masyarakat yang mengalami gejala peningkatan kadar asam urat, hipertensi dan/atau dislipidemia.
Gambar 3. Layanan Kesehatan
Umumnya masyarakat yang datang menerima layanan kesehatan adalah para lansia dengan keluhan rata-rata seperti pusing, pegal-pegal, gatal, sulit bernapas, sukar berjalan, sakit di sekitar sendi, dll. Salah satu pasien yang datang harus dibantu dengan kursi roda. Awalnya tim layanan kesehatan direncanakan mendatangi ke rumah warga karena ada laporan warga yang tidak dapat berjalan dan mendapat perawatan, tetapi ternyata warga tersebut berkeinginan datang langsung, sehingga dilakukan penjemputan khusus untuk warga ini ditemani oleh kader desa.
Penanganan Psikologi / Trauma Healing Pasca Bencana
Setelah melewati layanan pemeriksaan kesehatan, masyarakat diarahkan ke penanganan psikologi yang bertempat di gedung lapangan badminton. Kegiatan ini dipandu oleh para psikolog yang tergabung di Direktorat Kemahasiswaan ITB yang memang sudah pernah bertugas dan memiliki pengalaman menangani pasien di wilayah bencana yang memiliki masalah dengan psikologi / trauma. Kegiatan diawali dengan gerakan tertentu yang diarahkan oleh salah seorang psikolog untuk semua pasien, kemudian bila diperlukan dapat dilakukan terapi terhadap individu.
Gambar 4. Penanganan Psikologi
Warga sangat antusias dengan kegiatan penanganan psikologi ini dan mereka mengatakan baru pertama kali mendapat terapi psikologi seperti ini. Awalnya banyak warga yang mengeluh trauma dengan gempa. Sedikit saja getaran terasa, masyarakat umumnya langsung terkejut – kaget dan keluar rumah, padahal getaran tersebut disebabkan kendaraan besar yang lewat karena mereka tinggal di pinggir jalan raya. Ketakutan ini menghantui terus hingga saat kegiatan layanan, walaupun tingkatnya dirasa menurun seiring bertambahnya waktu. Setelah mengikuti kegiatan penanganan psikologi, warga merasa lebih lega, senang, dan terbantu sedikit demi sedikit lepas dari trauma tersebut.
Dukungan Psikososial bagi Anak (bermain bersama, olahraga dan art therapy)
Bila untuk orang tua dan masyarakat dewasa mendapat penanganan psikologi pasca bencana, khusus untuk 25 anak level TK dan SD di desa Cikawung mendapatkan dukungan psikososial yang dipandu oleh dosen dari Kelompok Keahlian Keolahragaan - Sekolah Farmasi ITB dibantu oleh beberapa mahasiswa dari Program Studi Farmasi Klinik dan Komunitas serta Program Studi Sain dan Teknologi Farmasi, Sekolah Farmasi ITB. Aktivitas dukungan psikososial ini berlangsung di gedung PAUD. Karena cuaca pada saat awal kegiatna kurang mendukung, terjadi hujan gerimis terjadi sejak jam 7.50 WIB, kegiatan difokuskan pada aktivitas di dalam ruangan (indoor activities) yang termasuk dalam art therapy seperti menggambar dan mewarnai sesuai dengan kehendak anak, bernyanyi bersama atau mendengarkan cerita edukatif. Setelah selesai menggambar, dilakukan sesi pameran hasil karya dan beberapa anak diminta untuk menceritakan maksud gambarnya tersebut kepada yang lain, dengan tujuan melatih keberanian anak untuk berbicara serta mengutarakan ide / gagasan yang dimiliki.
Gambar 5. Dukungan Psikososial
Sekitar jam 8.45 WIB, hujan sudah reda dan kegiatan dukungan psikososial dialihkan pada aktivitas di luar ruangan (outdoor activities) seperti melakukan olah raga ringan, bernyanyi ataupun permainan edukatif dan menarik (fun-educative game) untuk melatih kerjasama serta sportivitas. Dari beberapa anak yang diwawancarai, umumnya mereka senang dengan kegiatan bermain bersama, mendapat pengalaman melakukan aktivitas permainan baru.
Bantuan Logistik Paket Sembako dan Paket Anak Sekolah
Untuk membantu meringankan beban masyarakat dan anak-anak di lokasi kegiatan SF ITB Tanggap Bencana, Tim juga menyiapkan bantuan logistik paket sembako (sembilan bahan pokok) untuk masyarakat yang menerima layanan kesehatan, serta paket anak sekolah bagi anak-anak yang mengikuti kegiatan dukungan psikososial. Pengadaan paket-paket ini dilakukan bekerja sama dengan Divisi Waserda – Koperasi ITB.
Gambar 5. Bantuan Logistik