Sekolah Farmasi ITB dan Universitas Cenderawasih (Uncen) berkolaborasi dalam meningkatkan pengetahuan kader kesehatan masyarakat di Papua melalui serangkaian kegiatan edukatif dan pelatihan intensif yang diadakan pada 2-3 Agustus 2024 di Jayapura. Kegiatan ini dilaksanakan sebagai implementasi tridharma perguruan tinggi, berfokus pada aspek manfaat, keamanan, dan kualitas obat tradisional serta bahan pangan yang digunakan oleh masyarakat.
Kegiatan ini dimulai dengan kuliah tamu di Aula FMIPA Uncen, yang dibuka oleh Octolia Togibasa, M.Si., Ph.D., Pembantu Dekan I Bidang Akademik dan Kerjasama FMIPA Uncen. Lebih dari 100 mahasiswa dari Fakultas Farmasi Uncen dan perguruan tinggi kesehatan di Jayapura hadir dan mengikuti kuliah tamu yang disampaikan oleh dosen-dosen SF ITB. Para mahasiswa mendapatkan wawasan tentang strategi sukses mendapatkan beasiswa pendidikan, peluang riset kolaborasi, serta motivasi untuk berprestasi dalam tridharma perguruan tinggi.
Selanjutnya, pelatihan intensif bagi kader posyandu sebagai mitra apoteker dilaksanakan di Aula Puskesmas Abepura. Sebanyak 40 peserta, termasuk kader dari puskesmas-puskesmas di Kota Jayapura, dibekali pengetahuan tentang keamanan pangan dan penggunaan obat tradisional yang aman. Dosen-dosen SF ITB memberikan materi tentang identifikasi bahan tambahan pangan dan produk obat bahan alam yang beredar di pasaran.
Prof. Dr.rer.nat. apt. Sophi Damayanti, Guru Besar Bidang Ilmu Analisis Farmasi ITB, menegaskan bahwa pelatihan ini bukan pertama kali diadakan. "Kegiatan ini telah diinisiasi sejak tahun 2017, dimulai dari daerah terdekat ITB di Kota Bandung, kemudian ke daerah lingkar dalam di Jawa Barat seperti Lembang dan Pangandaran, lalu ke lingkar tengah di Lombok, dan akhirnya ke daerah lingkar terluar yaitu Papua. Simpul-simpul kader kesehatan di berbagai daerah perlu terus ditingkatkan karena menjadi penyambung peningkatan pengetahuan kesehatan," jelas Prof. Sophi.
Pemilihan lokasi di Jayapura didasarkan pada laporan tahunan Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan (BBPOM) tahun 2022 yang menunjukkan bahwa 15,17% produk pangan masih tidak memenuhi syarat dan 29 sarana tidak memenuhi ketentuan Cara Produksi Pangan Olahan Yang Baik – Industri Rumah Tangga (CPPOB-IRT). Selain itu, hasil riset kesehatan dasar Provinsi Papua tahun 2018 juga mengungkap bahwa 67,55% pasien tidak menggunakan obat konvensional dan beralih ke obat tradisional, dengan 10,86% produk obat tradisional tidak memenuhi syarat.
"Kolaborasi antara ITB dan Uncen diharapkan dapat menjadi langkah awal dalam meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat Papua," ujar apt. Nur Fadilah, M.Si., Ketua Jurusan Farmasi FMIPA Uncen. "Kerjasama ini juga membuka peluang untuk penelitian lebih lanjut dalam bidang farmasi dan kesehatan. Dosen dan mahasiswa Farmasi aktif terlibat dalam kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini," tambahnya.
Kegiatan ini didukung oleh Hibah Bottom Up Pengabdian kepada Masyarakat 2024 yang dikelola Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) ITB, dan melibatkan tim yang terdiri dari Prof. Dr.rer.nat. apt. Sophi Damayanti, apt. Bhekti Pratiwi, M.Si., apt. Muhammad Azhari, M.Si., apt. Defri Rizaldy, Ph.D., dan apt. Yangie Dwi, Ph.D. dari SF ITB serta Jurusan Farmasi, FMIPA Uncen.
Dengan semangat kolaborasi ini, diharapkan semakin banyak pihak yang terinspirasi untuk mengambil tindakan nyata dalam meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan masyarakat Papua melalui edukasi dan peningkatan pengetahuan tentang keamanan pangan dan penggunaan obat tradisional yang tepat.
Berita terkait:
1. koranmandala.com: Bukti Kepedulian Sekolah Farmasi ITB dan UNCEN dalam Meningkatkan Pengetahuan Kader Kesehatan Masyarakat Papua
2. papua.inews.id: ITB dan Uncen Kolaborasi Tingkatkan Pengetahuan Kader Kesehatan Masyarakat di Papua
3. itb.ac.id: ITB dan Uncen Gandeng Tangan, Tingkatkan Pengetahuan Kader Kesehatan Masyarakat Papua
4. fa.itb.ac.id: ITB dan UNCEN Tingkatkan Pengetahuan Kader Kesehatan Masyarakat Papua