Kolaborasi Gemilang ITB dan UBT untuk Budidaya Ikan Lele di Desa Lapri, Kalimantan Utara

Semangat pengabdian dan kerja sama lintas institusi telah memberikan harapan baru bagi masyarakat di Desa Lapri, Sebatik Tengah, Kalimantan Utara (Kaltara), Indonesia.

Melalui program kolaboratif antara Institut Teknologi Bandung (ITB) dan Universitas Borneo Tarakan (UBT) di daerah perbatasan negara, telah dilakukan pendampingan dan pelatihan untuk meningkatkan potensi perikanan lokal.

Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 19 – 20 Juli 2023 oleh tim ahli dari Kelompok Keahlian Fisiologi, Perkembangan Hewan, dan Sains Biomedika, Sekolah Ilmu dan Teknologi Hayati (SITH) ITB, yaitu Dr. Ahmad Ridwan, Dr. Indra Wibowo, Dr. Angga Dwiartama, dan Bayani Nur Azmani, S.Si, bersama dengan Tim Ahli dari Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK) UBT, Awaludin, S.Pi., M.Si., dan Kartina, S.Pd., M.Sc.

Ketua Tim Dr. Ahmad Ridwan mengatakan, program pengabdian ini tidak hanya memberikan ilmu pengetahuan dan teknologi, tetapi juga membangun kemitraan dengan dua kelompok petani lokal yaitu Pokdakan Tapal Batas dan Berkah Tani Sebatik.

“Dalam upaya meningkatkan usaha mandiri masyarakat, kolaborasi ini bertujuan untuk memberdayakan masyarakat melalui pembudidayaan ikan lele yang berkelanjutan,” ujarnya.

Adapun langkah awal pendampingan dan pelatihan, dalam pelaksanaannya, dimulai dengan pendampingan dan pelatihan intensif kepada dua mitra yang diawali proses pemijahan ikan lele dengan teknik fertilisasi buatan.

Teknik ini memanfaatkan penambahan hormon yang diberikan dengan menyuntik induk lele agar proses pemijahan dapat berlangsung dengan cepat (kurun waktu 1 malam). Selain itu, kedua mitra juga diberikan bantuan pengadaan induk dan peralatan pembudidayaan untuk memastikan ketersediaan sumber daya yang diperlukan.

“Pemanfaatan kunyit sebagai pakan pengayaan induk. Tak hanya fokus pada proses pemijahan dan pembudidayaan,” katanya.

Program ini juga, kata dia, mencoba memanfaatkan bahan alam yaitu kunyit yang dipilih sebagai salah satu bahan tambahan pakan karena kandungan nutrisinya yang kaya dan manfaatnya dalam meningkatkan pertumbuhan telur induk ikan.

Kemudian, pelatihan ini dilanjut dengan pembekalan pengetahuan cara menetaskan benih dan pemberian pakan benih menggunakan artemia yang dikultur secara mandiri.

Pemijahan mandiri dan pembudidayaan yang berkelanjutan. Setelah mendapatkan pendampingan dan pelatihan dari tim ahli, masyarakat Desa Lapri telah mampu melakukan pemijahan dan fertilisasi buatan secara mandiri.

Ia berharap, kemandirian ini dapat membawa dampak positif yang jauh untuk perekonomian mereka karena dapat meningkatkan produksi ikan lele secara signifikan. Tak hanya itu, program ini juga memunculkan semangat kolaborasi dan solidaritas antar kelompok pembudidaya.

“Kami bersyukur atas pendampingan dan pengajaran ini, karena kami yang ada diperbatasan ini jauh dan butuh bimbingan,” ujar Mustofa dari Pokdakan Tapal Batas.

Mengingat semangat dan respons positif dari masyarakat, program pendampingan dan pelatihan akan terus berlanjut. Tim ahli dari ITB dan UBT akan terus mendampingi mitra untuk meningkatkan produksi dan kualitas ikan lele yang diharapkan bisa memasuki skala pasar.

Ia berharap, keberhasilan di Desa Lapri ini akan menjadi contoh bagi daerah lainnya khususnya daerah 3T. Dengan memanfaatkan potensi lokal dan bekerjasama dengan perguruan tinggi, masyarakat di seluruh daerah 3T dapat menjadi mandiri secara ekonomi baik melalui sektor perikanan dan pertanian maupun sektor lainnya. 

297

views