Kerja sama ITB dan Kementerian Desa PDTT untuk Atasi Masalah Daerah 3T dengan Teknologi Tepat Guna

Setiap tahun hampir 400 aktivitas pengabdian kepada masyarakat dari Institut Teknologi Bandung (ITB) dilakukan di desa-desa di Indonesia, mulai dari lingkar terdalam di sekitar ITB dan Bandung, hingga lingkar terluar kampus, di desa-desa di wilayah 3T (Tertinggal, Terdepan, Terluar).

Dari ribuan kilometer perjalanan pengabdian itu, akhirnya dipahami bahwa desa memiliki sumber daya yang besar. Di pulau-pulau kecil, misalnya, didapati sumber daya perikanan yang melimpah, tetapi menghadapi tantangan dalam pengelolaan dan pengawetan, karena kekurangan energi.

Indonesia di bawah kepempimpinan Presiden Joko Widodo sudah memusatkan perhatian untuk membangun Indonesia dari pinggiran, dengan memperkuat daerah-daerah dan desa dalam kerangka negara kesatuan. Membangun 74.961 desa yang meliputi 91 persen pemerintahan terendah (yang 9 persen lainnya ialah kelurahan), berarti juga memenuhi kebutuhan 71 persen warganegara karena memilki kartu penduduk di desa.

Perguruan tinggi penting mengambil bagian dalam gelora pembangunan desa dan pemberdayaan masyarakat. Apalagi, perguruan tinggi mengemban dharma pengabdian masyarakat, sebagai salah satu dari Tri Dharma Perguruan Tinggi: pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat. Pengabdian kepada desa bukan fragmen atau komponen terpisah dari dua dharma lain, yaitu pendidikan dan penelitian.

Di ITB, dharma pengabdian kepada masyarakat ini bermakna, bahwa program pengabdian ITB merupakan upaya penerapan sains dan teknologi pengembangan budaya ilmiah unggul di tengah masyarakat , yang mensyaratkan basis saintifik yang solid. Sejalan  dengan visi ITB tentang “locally relevant” , maka  implementasi pemikiran tesebut harus mendapatkan tempat.

Keterbatasan interaksi, kolaborasi dan potensi intervensi sains, teknologi, desain dan seni akibat jarak geografis dicoba dipangkas dengan pengembangan wahana digital dalam bentuk aplikasi yang dikembangkan Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) ITB bernama aplikasi Desanesha.

Wahana ini disiapkan untuk kepala desa dan dosen ITB aktif untuk dapat saling terhubung. Aplikasi ini mewadahi pemerintah desa untuk menyelesaikan masalah nyata di lapangan terkait indikator SDGs Desa maupun Indeks Desa Membangun (IDM).

Desanesha memudahkan Kepala Desa bersinergi dengan dosen dan pakar ITB dalam menyelesaikan masalah di lapangan dengan bantuan teknologi. Kepala desa dapat menelusuri daftar pakar ITB berikut teknologi dan kepakarannya, yang dibutuhkan untuk mengatasi masalah desanya.

Dosen ITB pun dapat menjelajahi permasalahan dan kebutuhan ipteksains di desa melalui sumber data yang di-input oleh kepala desa di berbagai wilayah di Indonesia sehingga dapat langsung berkonsultasi dan mendiskusikan teknologi yang sesuai untuk diimplementasikan. 

Laporan yang dituliskan oleh kepala desa di Desanesha, secara algoritmik akan mencari kecocokan dengan kepakaran terdata di ITB sehingga komunikasi dan saran dapat diberikan langsung oleh beberapa pakar sekaligus.

Sebagai tindak lanjut Nota Kesepahaman antara Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi dengan Institut Teknologi Bandung tahun 2020, Desanesha dipersiapkan menjadi wahana dalam rangka Percepatan Pencapaian SDGs Desa Berbasis teknologi di daerah 3T (Tertinggal, Terdepan, Terluar).  

Kementerian Desa PDTT langsung merekomendasikan Desanesha kepada seluruh desa di Indonesia, khususnya disebarkan ke kabupaten/kota lokasi desa-desa 3T. Desanesha juga ditunjukkan dalam sistem informasi desa pada sid.kemendesa.go.id bersama seluruh data dan informasi desa dari seluruh Indonesia.

Hari ini, Jumat, 10 Februari 2023, ITB dan Kemendesa PDTT menandatangani Perjanjian Kerja Bersama tentang Keterpaduan dan Sinergitas Program dalam Rangka Percepatan Pencapaian SDGs Desa Berbasis Teknologi tepat Guna di Lokasi 3T. Perjanjian Kerja Bersama  ditandatangani oleh Prof. Ir. I Gede Wenten, M.Sc., Ph.D., Wakil Rektor Bidang Riset dan Inovasi ITB bersama Dr. Ivanovich Agusta S.P., M.Si, Kepala Badan Pengembangan dan Informasi Desa, Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi.

Implementasi Aplikasi DESANESHA oleh Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi, Dr. (HC) Drs. A. Halim, Iskandar, M.Pd.  bersama Rektor ITB, Prof . Reini Wirahadikusumah, PhD. menjadi penanda hadirnya ITB di titik terjauh dan simbol kesiapan kehadiran Dharma sains, teknologi, desain dan seni di seluruh desa di Indonesia.*

576

views