Maratua, lppm.itb.ac.id-Sayuran merupakan salah satu komoditas yang pemenuhannya masing sangat tergantung pasokan dari luar Pulau Maratua. Untuk itu, Tim Dosen Sekolah Ilmu dan Teknologi Hayati (SITH), salah satu Fakultas di Institut Teknologi Bandung (ITB) terdiri dari Dr. Aos, Dr. Mia Rosmiati dan Dr. Agus Dana Permana yang merupakan TIM Pengabdian Masyarakat ITB berkolaborasi dengan Pemerintahan Kampung Payung-Payung Kecamatan Maratua, melakukan kegiatan pelatihan budidaya tanaman sayuran secara hidroponik untuk meningkatkan kemandirian penyediaan sayuran khususnya skala rumah tangga dan dalam jangka panjang sebagai bagian dari peningkatan sumber pendapatan masyarakat.
Kegiatan ini dipilih mengingat kegiatan budidaya sayuran berbasis lahan sangat terkendala dengan dominasi tutupan lahan yang merupakan batuan karts dengan kondisi top soil dari tidak terdapat sampai dengan sangat dangkal.
Kegiatan pelatihan di mulai sejak tanggal 7 – 11 Juli 2022 dan dilanjutkan dengan kegiatan pendampingan oleh 5 orang mahasiswa dari program studi Rekayasa Pertanian SITH ITB sampai dengan tanggal 19 Agustus 2022.
Pada kegiatan pelatihan tersebut, Tim Pengabdian masyarakat melatih untuk membuat instalasi hidroponik, melatih pembuatan dan pengelolaan nutrisi untuk hidroponik, melatih menyemaikan dan menanam tanaman termasuk kegiatan pemeliharaan serta panen.
Peserta pelatihan yang terdiri dari TP PKK dan perwakilan masyarakat Kampung Payung-payung. Peserta pelatihan sangat antusias mengikuti seluruh kegiatan dan mereka sangat berharap kegiatan hidroponik ini akan menjadi salah satu unit usaha yang sangat potensial untuk di kembangkan.
Mereka juga bangga dengan melihat perkembangan pertumbuhan tanaman yang dibudidayakan yaitu tanaman kangkung tumbuh dengan subur. Dengan semangat kebersamaan, akhirnya sayuran hidroponik hasil pelatihan ini di panen pada tanggal 8 Agustus 2022 yang di hadiri juga oleh Camat Maratua.
Kepala Kampung Payung-Payung, Rico dan peserta pelatihan berharap kegiatan budidaya sayuran hidroponik ini terus berkembang dengan pendampingan dari pihak ITB, sehingga dalam jangka Panjang dapat mengurangi ketergantungan kebutuhan sayuran dari luar Pulau Maratua bahkan dapat dikembangkan sebagai bagian dari kegiatan produktif dari masyarakat.
Kondisi ini sangat prospektik dengan semakin banyaknya resort dan rumah makan untuk untuk mendukung pariwisata di Pulau Maratua.