Instalasi Bio Digester di Babakan Ampera Diresmikan, Mampu Mengolah Kohe Menjadi Bio Gas dan Magot

Instalasi bio digester di Kampung Babakan Ampera, Desa Jayagiri, Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat (KBB) diresmikan, Sabtu 30 Desember 2023. Proyek pengolahan limbah kotoran sapi (kohe) ini dibangun  Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) ITB bekerjasama PT Aimtopindo Nuansa Kimia dan Forum Penyelamat Lingkungan Hidup (FPLH) Jawa Barat.

Bio digester mampu menampung kohe sekitar 500 kilogram per hari dari 50 ekor sapi milik para peternak di Kampung Babakan Ampera.

"Hari ini, diresmikan bio digester unit biogas untuk energi ramah lingkungan dan unit produksi magot untuk pakan ternak," kata Prof Lienda A Handojo dari LPPM ITB usai peresmian.

Ia menerangkan, pembangunan instalasi bio digester merupakan program pengabdian kepada masyarakat dari ITB. Proyek bio gester tak selesai dengan diresmikan, tapi akan dilanjutkan dengan melengkapi berbagai fasilitas untuk mendukung proses produksi.

"Bio digester ini memiliki banyak manfaat sebagai bio gas dan untuk budidaya magot. Bio gas digunakan untuk kebutuhan energi masyarakat sekitar, seperti untuk pengeringan buah, kebutuhan bahan bakar memasak, sampai pabrik tahu. Bahkan magot yang dihasilkan juga memiliki nilai ekonomi tinggi," paparnya.

Namun, lanjut Lienda, keberadaan bio digester menjadi salah satu solusi untuk menangani kohe yang selama ini menjadi salah satu sumber pencemaran lingkungan.

"Tidak hanya membantu perekonomian masyarakat, tapi juga paling penting bisa menangani persoalan pencernaan kohe," tandasnya.

Direktur Utama PT PT Aimtopindo Nuansa Kimia, Setyo Yanus Sasongko menambahkan, pembangunan bio gester menjadi starting point dan bisa dikembangkan, dengan menginjeksi teknologi lainnya yang bisa diselaraskan dengan unit yang telah ada.

"Secara bertahap kita akan melakukan transfer teknologi pada para peternak agar bisa mengoperasikan bio gester dengan baik. Sehingga ketika terjadi permasalahan langsung bisa diatasi oleh mereka sendiri," kata Yanus.

Ketua FPLH, Thio Setiowekti mengatakan, pihaknya mewakili warga Babakan Ampera akan terus bekerjasama dengan LPPM dan PPMI ITB serta PT Aimtopindo Nuansa Kimia untuk pendampingan dan pengoperasian unit bio digester dan unit produksi magot ini agar bermanfaat untuk warga.

"Kami tentu saja akan berkoordinasi dengan pemerintahan setempat supaya keberadaan bio gester tepat sasaran dan meningkatkan ekonomi warga sekitar," kata Thio.

Kepala Bidang Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan (P2KL) pada Dinas Lingkungan Hidup (DLH) KBB, Idad Saadudin, mengapresiasi program pengabdian kepada masyarakat dari ITB tersebut. Selain memberikan dampak ekonomi bagi masyarakat juga menjadi solusi untuk pemecahan persoalan kohe.

"Saya berharap tidak hanya di Babakan Ampera saja, tapi juga dibeberapa tempat lainnya di Lembang Raya dibangun bio gester. Mengingat populasi sapi perah mencapai 19 ribuan ekor. Dimana satu ekor sapi menghasilkan kohe sekitar 10 kilogram per hari," kata Idad.

Menurutnya, penangan kohe tidak hanya bergantung kepada pemerintah, tapi juga melibatkan berbagai elemen masyarakat seperti yang dilakukan LPPM ITB, FPLH, dan PT Aimtopindo Nuansa Kimia.

"Keuangan pemerintah sangat terbatas, sehingga kepedulian dari elemen masyarakat sangat dibutuhkan untuk menuntaskan persoalan limbah kohe," tukasnya.

194

views