Inovasi Desanesha Bantu Atasi Krisis Air di Desa Srinanti

Nunukan, Kalimantan Utara – Kepala Desa Srinanti, Kecamatan Seimanggaris, Rusmini Hakim, mendatangkan profesor dari Institut Teknologi Bandung (ITB) untuk mengatasi krisis air bersih yang melanda desanya.

Sejak dilantik pada Juli 2023, Rusmini harus menghadapi masalah utama di desanya, yakni distribusi air bersih. Bukan sumber air atau infrastruktur penampungan yang menjadi kendala, melainkan distribusi air bersih yang berhenti total sejak 2023.

"Kami memiliki sumber mata air dan sarana penampungan serta mesin penyedot yang didukung oleh CSR PT DTR. Namun, setelah perusahaan tersebut tutup, distribusi air yang dikelola BUMDES terhenti, dan ini menjadi masalah serius bagi masyarakat," ujar Rusmini, Kamis (27/6/2024).

Rusmini mengambil alih manajemen BUMDES untuk memperbaiki dan memetakan masalah distribusi air bersih. Dia terus berkomunikasi dengan teknisi PAM Desa dan mengakomodir kebutuhan serta keluhan kerusakan alat demi memastikan air bersih tersalurkan ke sekitar 400 rumah atau 1200 jiwa warga Desa Srinanti.

"Meskipun kami menambah daya listrik dan membayar Rp 13 juta, teknisi tetap meminta uang solar untuk diesel. Saya curiga ada faktor lain yang menghambat distribusi," tuturnya.

Rusmini berusaha mencari solusi dengan berkonsultasi dan menjalin komunikasi dengan beberapa pihak yang berkompeten. Hingga akhirnya dia mendapatkan saran dari Profesor Syahrir dari ITB untuk mengunduh aplikasi Desanesha, sebuah inisiatif ITB untuk konsultasi masalah desa.

"Saya mengisi formulir di aplikasi tersebut dengan menyertakan SK Kepala Desa dan melaporkan masalah desa dengan data dan foto lengkap," kata Rusmini.

Setelah beberapa waktu tanpa balasan, akhirnya keluhan Rusmini direspon oleh tim profesor ITB yang dipimpin Dr. rer.nat. Widodo, S.T., M.T. Mereka datang ke Seimanggaris untuk memberikan solusi.

Menurut analisis Dr. Widodo, Desa Srinanti membutuhkan mesin penyedot air yang efisien dan tidak memakan banyak daya listrik. "Kami merekomendasikan mesin air seperti grundfos yang bekerja secara otomatis dan tidak membutuhkan listrik dengan tegangan tinggi," jelasnya.

Rusmini merasa bersyukur atas solusi yang diberikan, dan ia berharap desa-desa lain juga dapat memanfaatkan aplikasi Desa Nesha untuk mengatasi permasalahan yang dihadapi.

"Desa Srinanti adalah desa pertama di Kalimantan Utara yang menggunakan jasa kami. Semoga kami terus bisa memberikan solusi bagi desa-desa pelosok 3T," kata Dr. Widodo.


Berita Terkait:

kabarnunukan.com: Cerita Kades Rusmini Hakim, Datangkan Profesor ITB Untuk Selesaikan Krisis Air Bersih Di Desa Srinanti

139

views