Implementasi Fermentasi Terkontrol Kakao sebagai Solusi Tantangan Pasar di Kampung Coklat Senara, Lombok Utara

Lombok, lppm.itb.ac.id, 29 Oktober 2022-Tim Monev Pengabdian Masyarakat LPPM ITB yang dipimpin oleh Sekretaris Bidang Umum LPPM ITB, Mohammad Farid, Ph.D., melakukan kegiatan monitoring dan evaluasi hasil kegiatan pengabdian masyarakat di Kampung Coklat Senara, Lombok Utara. Kegiatan yang diiniasi oleh tim yang dipimpin Dr. Kamarisima dan didampingi oleh Prof. Pingkan Aditiawati dan Dzulianur Mutsla, M.T. ini telah dilakukan secara bertahap dari tahun 2021.

Kegiatan pengabdian masyarakat ini melibatkan seluruh petani coklat lokal yang tergabung pada komunitas petani Bunga Mekar. Komunitas ini menaungi sekitar 20 orang petani dengan cakupan lahan perkebunan coklat mencapai 46,8 Ha.

Dalam kunjungan monev ini, tim disambut oleh Pardan sebagai petani perkebunan coklat dan juga mendampingi selama kegiatan pengabdian masyarakat dan Dodi sebagai kepala desa Genggalang. Pardan menyebutkan sangat terbantu dengan adanya program pengabdian masyarakat ini. Dampaknya sangat terlihat, terutama dari segi proses pembuatan coklat yang menjadi sangat efektif dan efisien.

“Proses fermentasi ini sangat membantu kami dalam mengolah coklat menjadi lebih cepat. Yang tadinya proses fermentasi membutuhkan waktu 5 hari, sekarang bisa lebih cepat 1 hari hingga 2 hari”, tambah Pardan dalam diskusi dengan tim Monev LPPM ITB.

Pardan juga menyebutkan dengan teknologi fermentasi buatan tim pengabdian masyarakat ITB, coklat yang diproduksinya menjadi lebih baik. Dengan hasil seperti ini, pemasaran pun bisa menjadi lebih meningkat karena kualitas produksi coklat yang semakin baik.

Selain itu, kepala desa Genggalang, Dodi menyampaikan terima kasih banyak karena bersedia membantu perkembangan Kampung Coklat Senara dalam produksi coklat menjadi lebih baik.

“Dari awal 2020 hingga 2021, kami sudah mulai program yang diinisiasi oleh pemerintah desa dengan membina para kelompok tani dan beberapa sektor unggulan yang ada di desa ini. Dan sekarang bantuan dari tim ITB, ini sangat terasa dampak perkembangan sektor unggulan di desa ini”, ujar Dodi.

Setelahnya, Dodi menambahkan, bahwa warga desa di Kampung Coklat ini sangat senang dengan adanya teknologi fermentasi yang dibawa oleh tim pengabdian masyarakat ITB. Teknologi fermentasi yang memang membutuhkan waktu yang tidak sedikit, teknologi ini sangat membantu sehingga produk coklat ini lebih baik.

“Teknologi ini sangat membantu, yang tadinya harus menunggu 5-7 hari, sekarang hanya 4 hari untuk proses tersebut. Ini juga membantu dan mendorong para petani yang kurang inisiatif dalam hal fermentasi ini”, tambah Dodi.

Kemudian, Sekretaris Bidang Umum LPPM ITB, Mohammad Farid, Ph.D. mengucapkan terima kasih karena bisa diterima dengan baik oleh warga Kampung Coklat Senara, sehingga kegiatan pengabdian masyarakat yang dilaksanakan selama setahun ini bisa berjalan dengan baik.

“Kami sangat senang karena dampak yang dilakukan oleh tim pengabdian masyarakat yang dipimpin oleh Bu Kamarisima bisa dirasakan manfaatnya langsung oleh petani hingga masyarakat Kampung Coklat Senara ini. Kami juga berharap, semoga bisa berlanjut dan tentunya bisa lebih baik terutama untuk pengembangan pemasaran coklat”, ucap Farid dalam diskusinya.

Dalam diskusinya, ketua tim pengabdian masyarakat, Dr. Kamarisima menambahkan bahwa kegiatan ini pastinya akan berlanjut. Rencana untuk tahun depan adalah mengembangkan produk ini di pasar agar lebih tersebar luas dan menarik perhatian lebih banyak wisatawan asing.

“Untuk menjawab tantangan pasar, kami perlu strategi dan rencana untuk tahun depan agar produk yang sudah lebih baik ini bisa tersebar lagi lebih luas. Pemasaran produk ini bisa juga melalui dunia maya. Ini potensi yang sangat bagus untuk Kampung Coklat Senara”, ujar Kamarisima dalam diskusinya.

Dalam akhir diskusi, LPPM ITB memberikan cendera mata berupa Buku perjalanan Pengabdian Masyarakat di ITB dan aksesori desanesha untuk perangkat desa Genggalang.

468

views