Di tengah maraknya pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) di Kalimantan Timur, ancaman terhadap ekosistem laut semakin menjadi perhatian. Institut Teknologi Bandung (ITB) bersama Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) dan Universitas Mulawarman (Unmul) menginisiasi sebuah program inovatif yang mengajak generasi muda, khususnya Generasi Alfa, untuk lebih mengenal ekosistem laut melalui pendekatan digital. Program ini bertujuan untuk memperkenalkan tantangan yang dihadapi oleh laut di sekitar Teluk Balikpapan, sebuah kawasan ekologi penting yang terancam oleh perkembangan pesat di daerah sekitarnya.
Pada pagi hari di SD 004 Sepaku, Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU), puluhan siswa menyelam secara virtual melalui layar proyektor. Teknologi ini memungkinkan mereka menjelajahi kehidupan bawah laut, dari terumbu karang hingga ancaman polusi. Generasi Alfa, anak-anak yang lahir antara tahun 2010 hingga 2025, tumbuh dengan kemajuan teknologi dan mahir menggunakan perangkat digital. Oleh karena itu, ITB memanfaatkan digitalisasi sebagai media untuk meningkatkan literasi lingkungan, melalui program "Digitalisasi Literasi Laut bagi Generasi Alfa di Lingkungan IKN Nusantara."
Menurut Dr. rer. nat. Mutiara Rachnat Putri, Wakil Dekan Bidang Sumber Daya Fakultas Ilmu dan Teknologi Kebumian ITB, Teluk Balikpapan adalah "jantung" ekosistem pesisir di Kalimantan Timur, dan pembangunan yang berlangsung di wilayah IKN akan berdampak langsung pada ekosistem laut tersebut. Pembangunan bendungan di Sepaku, misalnya, berdampak pada aliran air tawar yang menuju laut, yang pada gilirannya membuka peluang bagi air asin untuk masuk lebih jauh ke daratan, mengancam biota laut yang hidup di perairan payau.
Program ini tidak hanya bertujuan untuk meningkatkan pemahaman siswa tentang ekosistem laut, tetapi juga melibatkan para guru. Mereka dibekali materi ajar tentang ekosistem laut dan dilatih menggunakan teknologi digital dalam proses pembelajaran. Harapannya, setelah program ini berakhir, guru-guru di Sepaku dapat melanjutkan program literasi kelautan secara mandiri.
Kolaborasi antara ITB, BRIN, dan Unmul juga menjadi bagian dari implementasi Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM), di mana mahasiswa dari kedua universitas terlibat langsung dalam kegiatan ini. Mereka mendapatkan pengalaman lapangan yang berharga, sekaligus belajar tentang tantangan ekologi di sekitar Teluk Balikpapan.
ITB berharap bahwa melalui program ini, Generasi Alfa tidak hanya akan menjadi lebih melek teknologi, tetapi juga lebih peduli terhadap lingkungan. Mutiara menekankan pentingnya penggunaan teknologi, meskipun sederhana, untuk mengurangi dampak pembangunan terhadap lingkungan. Salah satu contoh teknologi sederhana yang dapat diterapkan adalah pengelolaan sampah organik menggunakan larva untuk mengurai sampah, yang diharapkan dapat menjaga keseimbangan lingkungan.
Dengan pendekatan yang interaktif dan menyenangkan, program ini diharapkan dapat menanamkan kesadaran pada Generasi Alfa bahwa laut adalah sumber kehidupan yang harus dilindungi dan dilestarikan, terutama di tengah pembangunan besar-besaran di wilayah IKN.
Berita Terkait:
1. kaltimpost.jawapos.com: Ajak Generasi Alfa Kenali Kehidupan Bawah Laut dengan Digitalisasi, Ini Upaya Menjaga Ekosistem Teluk Balikpapan Pasca Pembangunan IKN di Kaltim
2. kaltim.tribunnews.com: ITB Hadir di IKN Nusantara Memperkenalkan Literasi Laut Secara Digital ke Generasi Alfa