Digitalisasi Laporan Keuangan BUM-Des untuk Wujudkan Kemandirian Desa

Badan Usaha Milik Desa atau disingkat BUMDes merupakan usaha desa yang dikelola oleh Pemerintah Desa. Suatu Pemerintah Desa dapat menderikan BUMDes, disesuaikan dengan potensi dan kebutuhan desa tersebut. Kehadiran BUMDes sudah cukup lama bahkan sebelum adanya Undang-Undang Desa Nomor 6 Tahun 2014, tetapi posisinya semakin strategis dan pendiriannya menjadi program prioritas dari Kementerian Desa pada tahun 2017 yang lalu.

Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik, tercatat jumlah desa di Indonesia mencapai 83.794. Sedangkan jumlah BUMDes berdasarkan data yang dikeluarkan oleh Kementerian Desa, terdapat 53.611 BUMDes dan 5.693 BUMDes Bersama. Sehingga ditotalkan, secara nasional untuk saat jumlah BUMDes mencapai 59.304. Dengan demikian, masih ada sekitar 36 persen desa yang belum memiliki BUMDes. Meski begitu, jumlah BUMDes yang ada sekarang ini telah mengalami peningkatan dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Pada tahun 2023, jumlah BUMDes ada sebanyak 47.945. Adapun terkait rincian dari total 59.304 BUMDes tersebut, di antaranya 20.405 sudah berbadan hukum, 6.674 dalam perbaikan dokumen, 463 tengah mendaftar badan hukum, 28.092 terverifikasi nama, 3.544 dalam perbaikan nama, dan 35 sedang mendaftar nama.

Di lain sisi, BUMDes juga memiliki peranan cukup signifikan untuk membuat masyarakat desa sejahtera. Hal tersebut dapat dilihat dari fungsi BUMDes, di antaranya sebagai motor penggerak ekonomi desa, lembaga usaha yang menghasilkan Pendapatan Asli Desa (PAD), dan sebagai sarana untuk mendorong peningkatan kesejahteraan masyarakat. Untuk mencapai fungsi tersebut secara optimal, salah satu hal yang harus dikuasai adalah digitalisasi laporan keuangan.

Digitalisasi laporan keuangan BUMDes adalah langkah krusial untuk meningkatkan transparansi dan akuntabilitas dalam pengelolaan keuangan desa. Di era digital ini, teknologi informasi memungkinkan pencatatan transaksi keuangan secara real-time dan terstruktur, yang secara signifikan mengurangi risiko kesalahan manusia dan manipulasi data. Transparansi yang dihasilkan dari digitalisasi ini tidak hanya meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap BUMDes tetapi juga memperkuat akuntabilitas pengelola, memastikan bahwa dana desa digunakan secara efektif dan efisien demi kesejahteraan masyarakat.

Selain itu, digitalisasi laporan keuangan secara signifikan meningkatkan efisiensi operasional BUMDes. Proses pencatatan dan pelaporan keuangan yang sebelumnya memakan waktu dan tenaga cukup banyak, kini dapat dilakukan dengan cepat dan otomatis. Sehingga memungkinkan pengelola BUMDes dapat lebih fokus pada pengembangan usaha dan inisiatif lain yang dapat meningkatkan pendapatan desa. Efisiensi dari digitalisasi juga mengurangi beban administrasi, mempercepat pengambilan keputusan, dan memungkinkan pengelola untuk segera merespons perubahan kondisi pasar atau ekonomi.

Urgensi digitalisasi laporan keuangan BUMDes juga terlihat dari dampaknya pada perencanaan dan pengambilan keputusan yang lebih baik. Data keuangan yang akurat dan terintegrasi memudahkan pengelola dalam melakukan analisis keuangan dan merumuskan strategi yang lebih tepat. Keputusan berdasarkan data yang valid dan terkini meningkatkan peluang keberhasilan usaha BUMDes, mendorong pertumbuhan ekonomi desa, dan berkontribusi pada kemandirian ekonomi desa. Digitalisasi laporan keuangan bukan hanya kebutuhan teknis, tetapi juga strategi penting dalam memperkuat tata kelola dan keberlanjutan BUMDes.

Berdasarkan hal tersebut Desa Sri Nanti, yang berada di Kecamatan Sei Menggaris, Kabupaten Nunukan, Provinsi Kalimantan Utara, sedang berusaha mencapai kemandirian melalui pengelolaan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes). Untuk mendukung upaya tersebut, Program Pengabdian Pada Masyarakat dari Fakultas Seni Rupa dan Desain (FSRD) Institut Teknologi Bandung (ITB) 2024 telah melaksanakan program digitalisasi laporan keuangan BUMDes di desa ini. Program ini dipimpin oleh Bapak Dr. Agus Syihabudin, MA., dengan dukungan tim yang terdiri dari Bapak Dr. Ridwan S.Pd., MH., Bapak Muhamad Taufik, S.Pd., M.Ag., dan Bapak Dr. Ir. Asep Darmasyah M.Si., CWM.

Tujuan dan Sasaran Program

Tujuan utama program ini adalah meningkatkan transparansi, efisiensi, dan akuntabilitas pengelolaan keuangan BUMDes Sri Nanti melalui digitalisasi laporan keuangan. Dengan sistem digital, diharapkan BUMDes dapat mengelola keuangan lebih baik, mendukung desa dalam mencapai kemandirian ekonomi. Fokus utama program ini meliputi a) Pengembangan Sistem Digitalisasi Keuangan. Membuat sistem yang mudah digunakan untuk pencatatan dan pelaporan keuangan BUMDes. b) Pelatihan dan Peningkatan Kapasitas Pengelola BUMDes. Memberikan pelatihan mengenai penggunaan sistem digital dan pentingnya akuntansi yang transparan. c) Implementasi dan Monitoring. Mendampingi pengelola BUMDes dalam mengimplementasikan sistem serta melakukan monitoring dan evaluasi.

Digitalisasi Laporan Keuangan BUMDes

Digitalisasi laporan keuangan BUMDes merupakan proses transformasi dari metode manual tradisional menjadi sistem berbasis teknologi informasi untuk mencatat, mengelola, dan melaporkan transaksi keuangan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes). Secara operasional, digitalisasi ini melibatkan implementasi software atau aplikasi khusus yang memungkinkan pengelola BUMDes untuk melakukan pencatatan transaksi secara elektronik. Sistem ini tidak hanya mencakup pencatatan dan pelaporan harian, tetapi juga mendukung analisis keuangan yang mendalam untuk mendukung pengambilan keputusan strategis dalam pengelolaan keuangan desa.

Digitalisasi laporan keuangan BUMDes juga bertujuan untuk meningkatkan transparansi dan akuntabilitas dengan memanfaatkan teknologi. Dengan menerapkan sistem digital, setiap transaksi keuangan dapat dilacak dengan jelas dan diverifikasi oleh auditor atau masyarakat desa. Ini tidak hanya mengurangi risiko kesalahan pencatatan dan manipulasi data, tetapi juga memperkuat kepercayaan masyarakat terhadap cara BUMDes mengelola dan mengalokasikan dana desa untuk program pembangunan dan kesejahteraan masyarakat.

Secara praktis, digitalisasi laporan keuangan BUMDes mengubah pendekatan pengelola dalam memanage dan menyajikan informasi keuangan. Proses yang sebelumnya manual seperti pencatatan buku kas dan pembuatan laporan secara manual, digantikan oleh sistem yang otomatis dan terstruktur. Ini tidak hanya meningkatkan efisiensi operasional dengan mengurangi waktu administratif, tetapi juga memungkinkan pengelola untuk lebih fokus pada strategi pengembangan ekonomi lokal dan peningkatan kesejahteraan masyarakat desa secara menyeluruh.

Tahap Implementasi     

Pada kegiatan tersebut, tim pun melakukan beberapa tahapan dari mulai persiapan, pelaksanaan pengabdian, hingga monitoring. Setiap proses pun didampingi oleh dosen-dosen yang ahli di bidangnya, yakni dosen yang ahli dalam bidang akuntansi dan digitalisasi laporan keuangan.

Kemudian di tahap pertama atau tahap persiapan, diisi dengan menjalin komunikasi bersama Kepala Desa Sri Nanti Kabupaten Nunukan bernama Ibu Rusmini untuk mengetahui beragam kendala yang tengah dihadapi oleh BUMDes di sana. Setelah itu, dilakukan focus group discussion atau FGD antara  tim pengabdian untuk melakukan maping permasalahan yang melibatkan pakar di bidang digitalisasi laporan keuangan. Lalu tim Pengabdian Masyarakat FRSD ITB 2024 memfinalisasi persiapan sebelumnya berangkat ke Desa Sri Nanti.

Selepas persiapan selesai, tim lalu melakukan pelaksanaan pendampingan dengan memberikan pengenalan terkait sistem digitalisasi keuangan. Pertama yang dilakukan ialah mengenalkan sistem digital yang dapat diakses menggunakan smartphone Android untuk memenuhi kebutuhan BUMDes, di dalamnya mencakup cara pencatatan transaksi keuangan, penyusunan laporan keuangan, dan analisis keuangan.

Tidak sampai itu saja, setelah sistem diperkenalkan kemudian pendampingan berlanjut pada pelatihan kepada pengelola BUMDes. Dalam pelatihan tersebut, mencakup penggunaan sistem digital untuk mencatat transaksi, menghasilkan laporan, dan melakuka analisis keuangan. Setelahnya, diberukan pemahaman bahwa akuntansi yang transparan dan akuntabel dapat mendorong serta mendukung kemandirian desa.

Kemudian, tim Pengabdian Masyarkaat FSRD ITB 2024 akan kembali melakukan pendampingan untuk memastikan bahwa aplikasi yang digunakan oleh pengelola BUMDes dapat berjalan baik dan digunakan sesuai dengan kebutuhan. Sehingga, tim akan mengetahui hasil atau dampak yang diberikan aplikasi. Hal tersebut di kemudian hari dapat menjadi pijakan dalam menentukan apa yang akan dilakukan di masa mendatang.

Pelatihan dan Digitalisasi Manajemen Laporan Keuangan BUM-Des Desa Sri Nanti

68

views