Desain Dermaga Apung di Pulau Parit, Kepulauan Riau

Sebuah dermaga apung yang dibuat di Desa Parit, Kecamatan Selat Gelam, Kabupaten Tanjung Balai Karimun, Provinsi Kepulauan Riau yang dinamai dermaga cinta, kini siap digunakan.

Dinamakan dermaga cinta, karena dermaga tersebut menggambarkan ketulusan cinta sebagai sesama anak bangsa yang menembus batas ruang dan waktu. Dermaga ini dibuat atas prakarsa dan kerja sama pusat pemberdayaan pedesaan Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Institut Teknologi Bandung (LPPM ITB) dengan masyarakat di Desa Parit.

Keberadaan dermaga apung ini sangat membantu mobilitas masyarakat di Desa Parit yang tinggal di sebuah pulau kecil di wilayah Tanjung Balai Karimun, dimana mobilitas masyarakatnya menggunakan kapal pongpong (perahu kecil namun menggunakan mesin).

Berdasarkan informasi dari Kepala Desa Parit, mobilitas masyarakat cukup tinggi sehingga tidak ada batasan jam operasional dermaga apung. Kondisi masyarakat yang tinggal di pulau dengan banyak keterbatasan sarana dan prasarana, mendorong masyarakatnya untuk pergi ke pulau lain, terutama pulau yang menjadi ibu kota kabupaten untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.

Terlebih dalam kondisi darurat, maka keberadaan dermaga apung ini menjadi sangat vital dalam kelancaran mobilitas masyarakat. Selesainya pembuatan dermaga apung ini akan membuat kapal-kapal pongpong lebih aman dan lebih nyaman untuk bersandar, baik ketika air laut pasang maupun surut.

Uniknya, pada awal proses pembuatan dermaga, Kepala Desa Parit tidak mengetahui apalagi mengenal pengurus LPPM ITB. Namun kerja sama ini terwujud melalui ungkapan cinta salah seorang tokoh masyarakat Kabupaten Tanjung Balai Karimun yang bernama Ustadzah Yanti.

Kepedulian beliau terhadap daerahnya yang menggerakkan beliau untuk melihat kondisi masyarakat di Desa Parit yang menurut analisanya, bahwa salah satu sarana yang dibutuhkan adalah dermaga apung.

Meskipun belum mengenal kepala desanya, beliau menelpon kepala desa dan menawarkan bantuan kerjasama dengan LPPM ITB. Gayung bersambut, Kepala Desa sangat antusias dengan program ini.

Sesuai hasil pembicaraan via telepon, maka tim dari LPPM ITB turun langsung ke lokasi untuk melakukan studi kelayakan program kerjasama pemberdayaan pedesaan. Di lokasi tersebut tim bertemu langsung dengan Kepala Desa dan tokoh-tokoh masyarakat Desa Parit.

Setelah pemaparan terkait dengan urgensi keberadaan dermaga apung dan anggaran biaya pembuatan, akhirnya ada kesepakatan bahwa pengadaan dermaga apung akan dibiayai oleh LPPM ITB dan masyrakat Desa Parit akan bergotong royong dalam proses pengerjaannya.

Dan hari ini, 22 Juli 2023 dermaga apung di Desa Parit sudah bisa dimanfaatkan oleh masyarakat. Dermaga tempat berlabuh kapal pongpong. Dermaga labuhan cinta dan harapan akan kehidupan yang lebih nyaman.

740

views