Dari Limbah Menjadi Rupiah

Pemanfaatan Limbah Kotoran Sapi sebagai Produk Inovasi Organik Masyarakat Kampung Bukatanah, Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat.

Oleh: Dr. Adhi Nugraha, MA.; Prananda Luffiansyah Malasan, Ph.D; Amira Rahardiani, M.Ds., M.Phil., Ph .D; Raditya Ardianto Taepoer, M.Ds.; dan Al Muh. Fatahudin Saifudin, S.Ds.

Limbah kotoran sapi merupakan isu global yang berkaitan dengan berbagai aspek kehidupan, salah satu contoh signifikannya pada permasalahan lingkungan dan sosial. Sifat limbah ternak yang mudah menyebar pada media air dan udara mengakibatkan potensi jangkauan pencemarannya menjadi luas. Tidak hanya di wilayah peternakan pada tempat tinggal warga, namun juga wilayah sekitar yang berpotensi terkena dampak pencemarannya. Permasalahan limbah pada lingkungan ini menciptakan tantangan pengolahan limbah ternak yang strategis dan efektif sehingga tidak merusak tatanan ekosistem dan struktur sosial yang terbentuk pada warga yang tinggal dekat dengan area ternak.

Solusi inovatif dan strategis menjadi penting untuk menjawab tantangan yang ada di Kampung Bukatanah yang mayoritas penduduknya adalah petani dan peternak. Pada proses riset yang dilakukan tim PP-PBL ITB bersama dengan warga dalam mengatasi persoalan limbah kotoran sapi di salah satu kawasan penghasil susu sapi di Bandung Barat ini. Dengan pendekatan keilmuan desain yang mempertimbangkan faktor-faktor budaya dan sosial setempat, tim PP-PBL ITB telah berhasil mengajak masyarakat Kampung Bukatanah untuk berinovasi dalam mengolah limbah kotoran sapi menjadi bahan dasar dari produk yang memiliki nilai jual yang tinggi. Hal ini terus dikembangkan sejak 2021, dan pada akhir 2023, tim riset bersama warga menemukan formulasi baru untuk material yang digunakan secara organik.

Gagasan baru dari desain berbasis material kotoran sapi yang diolah dengan material organik lain ini diutarakan oleh Ketua Pusat Penelitian Produk Budaya dan Lingkungan (PP-PBL ITB), Dr. Adhi Nugraha yang dijumpai pada Lokakarya Pengelolaan Material Kotoran Sapi pada bulan November 2023 lalu. Beliau mengatakan “PP-PBL ITB menggagas ide ini sejak tahun 2021. Berawal dari situ, kita angkat jadi penelitian dengan tujuan supaya kita bisa mengurangi kotoran sapi yang terbuang kemana-mana, yang juga merupakan masalah utama lingkungan di Kabupaten Bandung Barat. Kita berupaya untuk manfaatkan material tersebut sebelum terbuang ke sungai dan mengotori tanah dengan cara menjadikannya bahan baku produk.”

Dalam penelitian ini, keilmuan desain menjadi sarana untuk memahami kebutuhan dan tantangan yang dihadapi oleh masyarakat. Pendekatan ini juga melibatkan masyarakat secara aktif dalam proses kreatifnya, mendukung pembelajaran dua arah, dan membuka ruang untuk inovasi sosial yang berakar pada keberagaman konteks lokal yang ada di Kampung Bukatanah. Dengan demikian, desain dalam hal ini tidak hanya menjadi aspek estetika, tetapi juga sebagai alat yang efektif untuk mencapai solusi inovatif yang mengatasi masalah lingkungan dan memajukan ekonomi lokal yang sejalan dengan struktur dan dinamika sosial Kampung Bukatanah.

Sampai saat ini penelitian tentang pengolahan dan pengembangan material limbah kotoran sapi berjalan berkesinambungan. Produk yang telah dihasilkan sebelumnya, seperti pengeras suara (speaker) juga terus dikembangkan, baik dalam peningkatan kualitas pada komponen elektronik pada produk, maupun mechanical properties pada casing produk. Selain itu, produk dari pengolahan limbah kotoran sapi ini telah dikembangkan di tahun 2023 ini menjadi 100% berbahan organik (tanpa campuran bahan perekat kimiawi lain). Lebih detailnya, yang dimaksud organik ini utamanya adalah penggunaan bahan adhesif (perekat) serta pewarna yang digunakan sebagai bahan utama dalam pembuatan produk inovasi tersebut.

Inovasi produk dengan bahan organik ini mendukung pelestarian lingkungan melalui produk yang ramah lingkungan. Material berbasis kotoran sapi ini kemudian dirancang agar mudah terurai, mendukung terjadinya proses daur ulang dan kembali menjadi bahan komposit. Penting untuk digarisbawahi, selain mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan, produk ini menciptakan daya tarik dan nilai-nilai lingkungan global yang hadir sebagai luaran desain.

Produk dari Pengolahan Limbah Kotoran Sapi di Galeri Navetta Design Studio & Workshop, Kecamatan Lembang, Bandung Barat

Pengolahan Limbah Kotoran Sapi dan Perekat Organik Ramah Lingkungan

Berbeda dengan lokakarya sebelumnya di 16-17 November 2022 lalu, di tahun 2023 ini, PP-PBL meluaskan jenis material yang 100% organik dan ramah lingkungan. Pada proses pembuatannya, produk dari pengolahan limbah kotoran sapi ini menggunakan pendekatan pengolahan dan eksplorasi material komposit. Material komposit dalam pengolahan kotoran sapi ini dapat dicampurkan dengan beberapa jenis material (organik non-plastik ataupun filler bioplastik).

Dengan ide utama penggunaan material organik yang ramah lingkungan, eksperimen pun dilakukan dengan mengambil beberapa sampel dari bahan organik yang memiliki sifat perekat. Setelah melewati proses yang cukup panjang, ditentukan sampel dari pencampuran jenis tepung-tepungan lah yang efektif digunakan pada proses pengolahan limbah kotoran sapi. Proses yang dilakukan untuk mendapatkan bahan adhesif alami ini adalah dengan mencampurkan bahan komposit dan adhesif tersebut dengan menggunakan formulasi tertentu untuk mengatur tingkat kekuatan struktur yang ingin didapatkan.

Sebelum dilakukan pencampuran antara bahan adhesif dan material dari limbah kotoran sapi, bahan adhesif terlebih dahulu dicampurkan dengan bahan alami yang mengandung zat aditif, seperti garam dan beberapa jenis minyak yang berfungsi sebagai bahan pengawet, penghilang bau busuk, antibakteri, dan pencegah timbulnya jamur atau lumut pada produk yang dibentuk nantinya. Pada proses pembentukan dan pencetakan produk, dilakukan pengembangan yang terbagi menjadi 2 metode, yakni cetak sistem pouring dan outer-casting.

Pencetakan dengan sistem pouring dilakukan dengan cara menyesuaikan bahan campuran yang sudah padat ke dalam cetakan (casting), sedangkan metode outer-casting adalah pemanfaatan permukaan luar dari cetakan yang ditempelkan material campuran kotoran sapi dan adhesif yang sedikit demi sedikit dibentuk sesuai dengan bentuk cetakan dan dikeringkan untuk kemudian dilepaskan. Artinya dengan metode outer casting masyarakat Kampung Bukatanah tidak perlu bergantung pada jenis cetakan yang customized  dengan bahan cetak dari mesin 3D printing yang coba dibuat khusus untuk lokakarya ini. Setelah lokakarya besar ini dilaksanakan, peserta dapat memanfaatkan barang-barang yang ada di sekitar mereka untuk dijadikan cetakan seperti, toples, wadah galon, dan benda keseharian lainnya.

Setelah selesai dibentuk, bahan yang masih semi kering tersebut kemudian dikeringkan hingga bentuk dan strukturnya tidak berubah. Untuk pewarnaannya sendiri, pengolahan material ini menggunakan pigmen organik, anorganik, dan pigmen alami. Upaya penggunaan material atau bahan organik dalam inovasi produk ini mencerminkan komitmen terhadap keberlanjutan pelestarian lingkungan.

Proses cetak dengan outer-casting dan casting pada Lokakarya di Laboratorium PP-PBL ITB, 24-25 November 2023, Kampung Bukatanah, Kecamatan Lembang, Bandung Barat.

Potensi Penerapan Eco Enzyme Pada Limbah Air Pencucian Kotoran Sapi

Ide pengolahan limbah kotoran sapi menjadi sebuah produk ini merupakan suatu gebrakan yang sangat solutif dalam upaya mengurangi pencemaran lingkungan. Namun masih terdapat permasalahan yang masih muncul dari proses pengolahan itu sendiri, yaitu air sisa pencucian kotoran sapi yang tidak sepenuhnya termanfaatkan sebagai pupuk organik tanaman. Pada Kegiatan Lokakarya Pengelolaan Material Kotoran Sapi yang dilaksanakan pada tanggal 24-25 November 2023, tim PP-PBL ITB, dan masyarakat setempat berkolaborasi dengan komunitas Warung 1000 Kebun untuk mencari solusi dari sisa proses pengolahan limbah kotoran sapi. Pada kegiatan tersebut, pengolahan eco enzyme menjadi salah satu cara untuk mengolah sisa material olahan kotoran sapi yang diolah selama proses desain sebagai alternatif solusi.

Demonstrasi Pembuatan dan Penerapan Eco Enzyme di Laboratorium PP-PBL ITB, 24-25 November 2023, Kampung Bukatanah, Kecamatan Lembang, Bandung Barat.

Dalam kegiatan Lokakarya ini, komunitas Warung 1000 Kebun mensosialisasikan kepada masyarakat Kampung Bukatanah tentang manfaat eco enzyme dalam kehidupan masyarakat dan bagaimana cara pembuatan serta penggunaannya. Eco enzyme sendiri merupakan enzim dalam bentuk cairan yang dihasilkan dari fermentasi sampah organik, seperti kulit buah dan sayuran, syang difermentasikan selama kurang lebih tiga bulan (tergantung jenis sampah organik yang diolah).

Enzim yang dihasilkan dari proses fermentasi tersebut bertindak sebagai katalisator yang mempercepat reaksi biokimia di air, membantu bakteri menguraikan polutan secara alami, menghilangkan bau tidak sedap dari air, dan membantu penjernihannya. Diharapkan dengan menerapkan eco enzyme pada air hasil cucian kotoran sapi dapat memperbaiki kualitas air tersebut sehingga dapat digunakan kembali untuk pencucian kotoran sapi secara berulang.

Dengan beragam manfaatnya, eco enzyme tentu tidak hanya berguna dalam memperbaiki kualitas air, tetapi juga dapat digunakan sebagai bahan pembersih untuk kompor, piring, lantai, dan lain sebagainya dalam membantu menjaga kebersihan rumah tangga warga Kampung Bukatanah. Hal terpenting lain dari penerapan eco enzyme, selain pada pemulihan kualitas air sisa pencucian kotoran sapi adalah proses pembuatannya yang mendaur ulang sisa sampah organik. Artinya penggunaan eco enzyme secara langsung dapat membantu dalam upaya pelestarian lingkungan sehingga sangat relevan dengan upaya pemanfaatan limbah kotoran sapi menjadi produk inovasi dalam mengurangi pencemaran lingkungan di wilayah Kecamatan Lembang, Bandung Barat.

Produk Ekonomi Kreatif berbasis Limbah Kotoran Sapi

Pengolahan limbah kotoran sapi di Kampung Bukatanah untuk selanjutnya terus dikembangkan pada industri pariwisata yang menghadirkan produk dengan variasi tekstur, warna, dan motif. Produksi masal tersebut dimanfaatkan untuk benda keseharian maupun merchandise wisata yang dirancang memiliki nilai jual. Dengan demikian, peluang sumber daya manusia dan limbah yang ada di Kecamatan Lembang ini diharapkan dapat menciptakan bisnis yang berkelanjutan, meningkatkan taraf ekonomi, dan kesejahteraan masyarakat di Kampung Bukatanah.

Dengan respon positif dan hibah riset dari Dinas Pariwisata Jawa Barat, Kampung Bukatanah berharap menjadi desa wisata. Ini membuka peluang ekonomi dengan mempromosikan produk inovasi dari olahan kotoran sapi. Meski potensial, tantangan muncul dalam mendapatkan sertifikasi produk untuk memastikan komposisi, kebersihan, kekuatan, kesehatan, dan keamanan. Sertifikasi diperlukan agar kualitas produk organik ini tak diragukan lagi saat masuk pasar.

Masyarakat yang umumnya berpandangan limbah peternakan sebagai masalah lingkungan yang sulit diatasi sehingga dibiarkan dan terbengkalai, kini mendapatkan wawasan baru melalui terobosan produk inovasi ini. Produk olahan kotoran sapi menjadi contoh dalam pengelolaan limbah ternak, tidak hanya mengatasi pencemaran lingkungan tetapi juga menciptakan peluang ekonomi. Kotoran sapi, yang semula dianggap sebagai limbah, ternyata memiliki nilai ekonomi yang signifikan jika dikelola dengan baik dan benar.

Dari berbagai upaya pengembangan dan inovasi yang sedang dijalankan, tentu dibutuhkan usaha dan kerja keras yang berkesinambungan, baik dari tim PP-PBL ITB maupun masyarakat Kampung Bukatanah agar upaya-upaya tersebut dapat tercapai dengan baik dan berkelanjutan. Selain itu, dengan adanya pengolahan limbah ini juga dapat membentuk perspektif baru terkait penanggulangan pencemaran lingkungan yang ada di masyarakat.

551

views