Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) dari empat desa di Kecamatan Parang, Kabupaten Magetan, Jawa Timur, yakni Desa Ngunut, Trosono, Sayutan, Bungkuk, melakukan studi banding ke desa wisata Gunung Api Purba Nglanggeran, Gunung Kidul, Yogyakarta, selama dua hari satu malam, tepatnya 14-15 November 2023.
Kegiatan yang difasilitasi oleh Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Institut Teknologi Bandung (ITB) melalui Pusat Perencanaan dan Pengembangan Kepariwisataan (P-P2Par) ITB, lewat skema Pengembangan Pariwisata Berkualitas (Quality Tourism) untuk mendampingi desa wisata yang ada di kawasan Gunung Blego-Bukit Bungkuk (B2), Kabupaten Magetan tersebut.
Studi banding ini diikuti oleh peserta antara lain perwakilan Pokdarwis B2 Jaya, perwakilan Pemdes dan perwakilan Disparbud Magetan, semua sejumlah 20 orang.
Menurut, Tim Perencanaan dari P-P2Par ITB, Abadi Raksapati, studi banding dapat memberikan wawasan dan pengalaman terkait pengembangan desa wisata.
“Nglanggeran salah satu desa wisata yang diakui dunia, diharapkan teman-teman dari B2 Jaya bisa mengambil pelajaran bagaimana mengelola pariwisata yang baik, dan bagaimana proses mereka menjadi desa wisata yang diakui,” terangnya.
Ia berharap studi banding ini dapat meningkatkan SDM pengelola rintisan desa wisata, juga mendukung pengembangan SDM Pokdarwis agar lebih produktif.
“Karena mereka sering mengeluh infrastruktur kurang, kelembagaan kurang. Karena setiap desa wisata itu memerlukan proses,” ujar Abe sapaan akrab Abadi Raksapati.
Dalam kunjungan studi banding di kawasan Gunung Api Purba Nglanggeran Patuk Gunungkidul rombongan dipandu oleh Pokdarwis Desa Wisata Nglanggeran, mengunjungi beberapa spot unggulan di sana.
Selain melakukan soft treking ke gunung api purba Nglanggeran, rombongan juga mengunjungi kandang kambing etawa dan edukasi olahan dodol kakao sebagai bagian dari manajemen pengelolaan paket wisata tidak ketinggalan juga rombongan mengunjungi area Embung Nglanggeran yang menjadi spot unggulan untuk berfoto ria.
Sepulang studi banding pun, tim dari ITB juga mengelar FGD Evaluasi, apa yang di dapat dari Studi Lapangan ke Desa Wisata Nglanggeran, Kamis (16/11).
“Semoga kegiatan kemaren dapat menambah wawasan terkait desa wisata, untuk menjadi langkah dasar untuk memperkuat kelembagaan Pokdarwis,” pungkas Abe.
Ke depannya, pengembangan desa wisata di Kawasan B2 Jaya diharapkan dapat berjalan dengan terpadu sesuai perencanaan. Dukungan berbagai pihak dibutuhkan untuk mewujudkan satu kesatuan destinasi pariwisata yang berdaya saing sebagai magnet pertumbuhan di bagian selatan Magetan. Faktor penentu keberhasilan berada di tangan masyarakat dan pemerintah desa yang harus selalu bergerak secara konsisten, tidak hanya dalam pembangunan fisik, tetapi juga sumber daya manusianya.