Aplikasi Motif Batik Tamarin pada Produk Seni dan Kriya Khas Papua

Aplikasi Motif Batik Tamarin pada Produk Seni dan Kriya Khas Papua

Tags: ITB4People, Community Services, SDGs9

Program Pengabdian Masyarakat dari FSRD-ITB di Merauke tahun 2022 merupakan kelanjutan dari Program Pengabdian Masyarakat tahun 2021 yang mendapat pendanaan Pengabdian Masyarakat melalui LPPM ITB. Program pembelajaran Teknik Batik Guta Tamarin tahun 2021 lalu jumlah peserta 20 orang. Tahun ini meningkat menjadi 38 orang peserta, yang terdiri dari 17 orang Mahasiswa dan 21 orang ibu rumah tangga usia produktif dan pengrajin. Program Tahun pertama adalah mengenalkan dan praktek langsung Teknik Batik Guta Tamarin dan menerapkannya pada wastra/kain, sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan kemampuan penduduk desa Buti, Merauke, dalam upaya mengembangkan kain dengan motif khas Papua melalui Teknik Batik Guta Tamarin. Pada tahun kedua ini tujuannya memperkuat penguasaan teknik Batik Guta Tamarin untuk diaplikasikan pada benda pakai yang dibutuhkan masyarakat maupun produk cindera mata Merauke yang sangat memungkinkan untuk dipelajari, diproduksi dan peluangnya dalam pemulihan ekonomi Masyarakat setelah masa Pandemi dan transisi menuju normal. Ketua Tim pelaksana Pengabdian Masyarakat dalam Program Pemulihan Ekonomi Masyarakat di Samkai, Merauke Papua Selatan tahun kedua, Dr, Nuning Y Damayanti, didampingi anggota pendukung utama yaitu Dr. Muksin, MD, MSn, Zusfa Roihan, SSn, MSn. dan Almira Belinda Zainsyah. Selanjutnya dibantu oleh mahasiswa MBKM, Zeppelina A J Swandhani dan Adelvia Pongsibidang sebagai pendukung kegiatan dan pelaksanaan Program Pengabdian Masyarakat selama di Merauke. Bekerjasama dengan Mitra PKBM Weda Agle Toksay Seringgu Jaya, Desa Buti, Samkai, Merauke.

Berdasarkan hasil evaluasi dan pengamatan pada peserta program pelatihan tahap I tahun 2021 lalu, dari sejumlah 20 orang peserta yang terdiri dari Ibu Rumah tangga, siswa SMA dan SMP, diantaranya banyak yang memiliki kemampuan menggambar dengan sangat baik sehingga inovasi pengembangan motif-motif khas Papua dan penerapannya pada produksi Wastra (kain) telah berhasil dengan sangat baik. Setelah pembelajaran teknik Guta Tamarin berhasil tahun lalu, pada program tahap II tahun 2022 peserta bertambah menjadi 38 orang terdiri dari ibu Rumah Tangga, Pengrajin dan Mahasiswa. Tahun kedua ini merupakan upaya Efisiensi dan Adaptasi Digital Teknik Guta Tamarin Pada Wastra Untuk Peningkatan Produktifitas Sektor UMKM Kecamatan Samkai, Merauke, Provinsi Papua Selatan. Peserta diberi wawasan dan praktika melanjutkan kemungkinan memanfaatkan kemampuan menggambar suku Papua yang potensial ini untuk mengembangkan dan mengaplikasikannya pada benda pakai yang fungsional. Selain itu juga pembelajaran dasar-dasar fotografi, foto digital dan digitalisasi motif-motif khas Merauke, kemudian mempublikasikan di media sosial Reel, IG, FB dan lainnya.

Perlu diketahui juga bahwa kabupaten Merauke menjadi salah satu kota terbesar di Papua Selatan yang baru saja diresmikan menjadi Provinsi pada tanggal 1 Juli 2022, Indonesia. Kabupaten ini adalah kabupaten terluas sekaligus paling timur di Indonesia, berbatasan dengan Papua Nugini. Merauke berkembang cukup pesat dan sedang melakukan pembangunan setelah pemekaran Papua Selatan menjadi Provinsi. Potensi alam yang kaya dan melimpah dengan lingkungan geografis, berupa bentangan dataran luas yang subur dan pemandangan pantai yang indah memanjang sangat  potensial juga untuk menjadi kota wisata. Wilayah Merauke disebut juga sebagai lumbung padi Indonesia bagian Timur karena merupakan wilayah penghasil padi terbesar di Papua. Mata pencaharian masyarakatnya selain nelayan juga bertani.

Penduduk di wilayah Merauke terdiri dari campuran beberapa suku yang cukup beragam karakter serta kebiasaannya. Suku asli yang terbesar populasinya adalah suku Marind-anim, lainnya ada suku Dani, Asmat, Korowai, Huli dan Muyu, yang cukup berbeda juga adalah dengan adanya penduduk transmigran dari beberapa wilayah Indonesia bagian Barat, hal tersebut menjadikan penduduk asli Merauke terlihat berbaur dan  menunjukan sikap toleransi antar suku dengan baik, sehingga wilayah Merauke dan sekitarnya termasuk wilayah yang aman.

Sayang sekali potensi alam dan lingkungan di Merauke belum tertata dengan maksimal seperti contoh wilayah Pantai yang masih alami dan bersih yaitu Pantai Lampu Satu, Pantai Onggaya dan beberapa nama lainnya. Suku-suku di Merauke rata-rata memiliki kecakapan dalam kesenian, melukis Tattoo pada tubuh manusia dan merajah kulit kayu, merangkai biota laut menjadi perhiasan tubuh. Selain itu sejumlah etnik Papua lainnya juga masih membuat  produk budaya seni dan desainnya berupa patung, senjata, alat musik dan lainnya syang udah dikenal luas bahkan ke mancanegara. Potensi produk buatan penduduk Merauke adalah Anyaman Lidi berupa alat-alat Rumah Tangga produk suku Danai, Patung kayu produk seni khas suku Asmat yang sangat terkenal ke mancanegara. Budi daya bunga anggrek juga menjadi unggulan utama karena potensi bunga anggrek langka dan liar sangat beragam tumbuh dihutan-hutam sekeliling kota Merauke siap dipasarkan ke mancanegara.

Pelaksanaan Pelatihan Program: Efisiensi dan Adaptasi Digital Teknik Guta Tamarin Pada Wastra Untuk Peningkatan Produktifitas Sektor UMKM Kecamatan Samkai, Merauke, Provinsi Papua Selatan

Tim PPM FSRD ITB tiba di Merauke pada tanggal 22 Agustus 2022 dijemput oleh Mitra di Merauke dan dihantar ke hotel untuk beristirahat. Setelah Ishoma kami di terima dengan baik oleh Sitti Habibah, S.Pd., ketua PKBM Weda Agle Toksay Seringgu Jaya dan sekaligus bertugas sebagai  Kordinator Mitra pelaksana Program Pengabdian Masyarakat di Merauke tepatnya di Seringgu Jaya. Hari pertama tanggal 22 Agustus 2022 di Gedung PKBM Agle Toksay yang menjadi tempat program PPM FSRD ITB untuk tahun ke 2 dilaksanakan. Kegiatan selanjutnya adalah bertemu dengan Kepala Dinas Bidang Dikbud merangkap Sekda Merauke yaitu Bapak Stephanus Kapasiang,SP., kemudian Kabid Kurikulum SD, SMP, SMA Merauke, Bapak Pascalis Tethool, S.Pd., M.Pd. Juga Kepala Bidang Perindagkop Merauke Bapak Erick Rumlus,SE. membahas program PPM dan kemungkinan kerjasama lanjutan di hari-hari mendatang.

Pada hari kedua dilaksanakan acara Pembukaan Pelatihan berjalan dengan baik di hadiri dan dibuka  oleh Kepala Dinas Bidang Dikbud yaitu Stephanus Kapasiang, S.Pd., Bapak Pascalis Tethool, S.Pd., M.Pd. Juga Kepala Dinas Perindagkop  Merauke Bapak Erick Rumlus, SE. Setelah acara pembukaan langsung dilanjutkan program pelatihan, mendesain dan digitalisasi motif-motif khas Merauke dengan menggunakan Handphone. Pada hari yang  juga  Reporter dari Merauke melakukan wawancara dan mengudara langsung MNC TV Program Premium Papua ( https://youtu.be/wOwLASSbQS4 ). Hadir juga wartawan dari 2 Media Sosial Suara Merauke dan Pos Kota Papua Selatan, berita langsung beredar pada keesokan hari nya.

Setelah acara pembukaan adalah hari pertama program Tim PPM FSRD ITB melaksanakan pelatihan membuat motif batik tamarin yang sudah dimodifikasi untuk diterapkan pada kain yang sudah disiapkan untuk diaplikasikan kepada benda fungsional.

Hari kedua adalah tahap finalisasi pembuatan motif dengan teknik batik Guta Tamarin mulai dari proses mengguta mengeringkan lalu tahap pewarnaan adalah  proses yang sangat menyenangkan bagi peserta pelatihan karena ada unsur tak terduga menjadi surprise ketika warna sudah mengering dan dipanaskan dengan menyetrikanya, tahap pemanasan ini berfungsi agar warna melekat pada kain dengan baik dan tampil menjadi sangat kuat dan cerah. Setelah selesai disetrika lalu tahap plorod dengan cara mencuci kain tanpa detergen agar guta tamarin lepas dari kain sampai bersih. Selanjutnya dikeringkan kembali dengan cara dijemur,  tahap terakhir setelah kering harus disetrika kembali. Ada kendala karena menjelang sore hari tiba-tiba hujan lebat, sehingga masih ada sebagian yang belum kering dan terpaksa harus dikeringkan tanpa matahari. Meskipun ada kendala hujan melihat dan menilai hasil program pelatihan tahap pertama ini diluar dugaan, peserta membuat karya-karya yang unik dan berhasil tidak ada yang gagal, juga sangat beragam memperlihatkan kekhasan motif Papua.

Peserta terdiri dari beberapa peserta tahun lalu dan peserta yang baru pertama kali mempelajari teknik batik guta tamarin ini, akan tetapi dengan cepat mampu mempraktekannya langsung dengan baik. Hasil Pelatihan dan pembelajaran teknik lukis batik  guta Tamarin juga memperlihatkan hasil yang diluar dugaan, karena melebihi dari target yang diharapkan. Peserta  lama dan baru selalu hadir secara konsisten dan cukup disiplin mengikuti program ini selama 4 hari, mulai jam 08.00-16.30 WIT, jeda hanya waktu jam makan siang. Hasilnya peserta program mampu mempelajari dan mempraktekan Teknik Wastra Guta Tamarin dengan sangat baik dan menyelesaikan lebih cepat dari yang dijadwalkan. Melihat antusias peserta yang tinggi Tim FSRD merasa optimis, apabila program ini berkelanjutan dan peserta dibekali keahlian dan bahan dasar untuk terus berkarya, maka  sejumlah peserta yang sudah memiliki kemampuan menggambar akan bisa mengembangkannya secara mandiri. Hal ini sangat memungkinkan karena teknik Batik Guta Tamarin sangat mudah dipelajari, aman ramah lingkungan   dan sangat efisien serta ekonomis. Efisiensi waktu lebih cepat selesai daripada pembuatan Batik tradisi yang menggunakan perintang lilin panas.

Kain bermotif yang dibuat dengan teknik Batik Guta Tamarin diaplikasikan pada benda pakai

Tidak sekadar bisa membuat kain bermotif dengan teknik Batik Guta Tamarin, peserta tahun ini diberi pembelajaran untuk mengembangkan dan mengaplikasikan kain bermotif tersebut pada bendap pakai seperti kipas, scarf, masker, selendang, tas kain, bandana, kain pantai, taplak, kain sarung, kain sinjang dan produk-produk cindera mata inovatif lainnya untuk bisa memenuhi permintaan pasar yang khas Papua. dengan memanfaatkan Teknik wastra Tamarin membuat motif-motif khas Papua. Tim FSRD ITB terus memantau kemajuan pembelajaran Teknik Wastra Guta Tamarin melalui Email, WA dan medeia informasi lainnya. Ibu Sitti Habibah secara rutin melaporkan sejumlah peserta yang sangat tertarik melanjutkan mempelajari Teknik Batik Guta Tamarin terus berkarya dibimbing oleh Ibu Siti Habibah, dan mengirim dokumentasi karya terbaru yang telah selesai dibuat.

Tahap selanjutnya program kedua Tim FSRD dilanjut dengan pembelajaran pengetahuan pendukung yaitu dasar-dasar fotografi, teknik foto digital, digitalisasi motif dan produk dengan menggunakan Handphone, yang nantinya bisa diposting untuk mempromosikan produk yang mereka produksi tersebut secara online. Selain itu juga mereka dimotivasi untuk mempelajari aplikasi dan teknik promosi melalui internet agar wawasan mereka bisa berkembang dan memahami fungsi media dan teknologi yang tepat dengan baik dan peserta mampu membuat tayangan-tayangan sederhana untuk mempromosikannya dengan maksimal. Harapan jangka panjang adalah terbangunnya  jaringan pengrajin dengan pembeli secara terbuka memahami standar kualitas dan kinerja yang baik. Tentunya akan sangat mendukung penciptaan karya seni dan desain yang diminati masyarakat.  Hal ini menunjukan pentingnya program berkelanjutan yang terarah dan membangun kerja sama perajin lokal dengan pihak perguruan tinggi dalam meningkatkan kemampuan SDM dan kualitas produk.

296

views