Desa Parit, yang terletak di Kecamatan Selat Gelam, Kabupaten Karimun, telah menjadi lokasi dari sebuah program kegiatan yang diselenggarakan oleh Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Institut Teknologi Bandung (ITB).
Kegiatan pengabdian masyarakat ini berjudul "Pengembangan Desa Binaan Sebagai Industri Kreatif: Pemanfaatan Potensi Alam dan Warisan Budaya Tradisional di Desa Parit, Kabupaten Karimun".
Program ini merupakan inisiatif dari LPPM ITB, bekerjasama dengan Fakultas Seni Rupa dan Desain (FSRD) ITB dan Sekolah Bisnis dan Manajemen (SBM) ITB, yang berlangsung dari tanggal 13 hingga 18 Juli 2023. Program tersebut dipimpin oleh Dr. Muksin M.Sn dari FSRD ITB, dengan pendampingan oleh Kepala Desa Parit, Muhammad Rizli.
"Kegiatan ini bertujuan untuk merancang, memproyeksikan, dan mengembangkan Desa Parit sebagai model desa binaan yang mengembangkan industri kreatif dengan memanfaatkan potensi alam dan warisan budaya," kata Dr. Muksin pada hari Minggu (16/7/2023).
Kegiatan ini meliputi workshop pembuatan souvenir, workshop pembuatan batik digital, serta pembuatan katalog digital tentang Desa Parit, yang akan dibimbing langsung oleh Dr. Nur Budi Mulyono (SBM-ITB), Dikdik Sayahdikumullah, Ph.D, dan Zusfa Roihan, M.Sn (FSRD-ITB).
Setiap peserta kegiatan langsung berlatih dalam bidang industri kreatif dengan memanfaatkan potensi alam dan budaya.
"Kami memberikan bimbingan tentang cara memanfaatkan potensi alam dan budaya, serta industri kreatif batik digital dan katalog digital tentang Desa Parit," ucapnya.
Sementara itu, Muhammad Ruzli, Kepala Desa Parit, menyatakan rasa terima kasihnya kepada program dan kegiatan yang dilakukan oleh para dosen ITB tersebut.
"Kami sangat bersyukur dan mengucapkan terima kasih atas bimbingan yang telah diberikan oleh para dosen dari ITB dalam pengembangan industri kreatif guna meningkatkan perekonomian berdasarkan potensi yang ada," ujar Rizli.
Dengan adanya pembinaan ini, Desa Parit diharapkan dapat mengembangkan potensi-potensinya untuk meningkatkan perekonomian masyarakat melalui produk-produk yang dapat dikembangkan.
"Ini merupakan keuntungan besar bagi desa kami dalam pengembangan teknologi pembuatan batik khas daerah," tambah Rizli.