Bandung, lppm.itb.ac.id, 23 November 2022-Tim ITB melaksanakan koordinasi untuk merespons bencana gempa yang terjadi di Kab. Cianjur pada hari Senin, 21 November 2022. Rapat ini dihadiri beberapa perwakilan unit ITB, diantaranya Badan Pengelolaan Usaha Dana Lestari (BPUDL) ITB, Pusat Penelitian Mitigasi Bencana (PPMB) ITB, Direktorat Kemahasiswaan (Ditmawa) ITB, Direktorat Pendidikan Non Reguler (Dirdik NR) ITB, peneliti dari Fakultas Ilmu Teknik Kebumian (FITB), Sekolah Arsitektur, Perencanaan, dan Pengembangan Kebijakan (SAPPK) ITB, Fakultas Teknik Pertambangan dan Perminyakan (FTTM) ITB, Sekolah Farmasi (SF) ITB, dan Sekolah Ilmu dan Teknologi Hayati (SITH) ITB. Rumah Amal Salman pun hadir dalam rapat koordinasi ini sebagai bentuk dukungan dan kesiapannya untuk terlibat langsung dalam program tanggap bencana gempa Cianjur.
Dalam diskusi ini, Ketua LPPM ITB, Dr. Eng. Yuli Setyo Indartono, mengatakan bahwa bantuan akan dibagi dalam jangka pendek (darurat) maupun jangka menengah panjang. Berkaitan dengan hal tersebut, Sekretaris Bidang Pengabdian Masyarakat LPPM ITB, Deny Willy Junaidy, Ph.D., menjelaskan sudah ada beberapa tim yang turun langsung ke lokasi bencana untuk memberikan bantuan dan survei lokasi untuk melihat situasi dan kondisi agar dapat membuat beberapa rencana kegiatan.
Tepat pada Selasa, 22 November 2022, tim Prof. Dr.Sc. Ir. Andri Dian Nugraha, S.Si., M.Si., Dr. Zulfakriza, S.Si., M.T., dan Aditya Lesmana, MT, telah hadir di lokasi di Cianjur untuk meninjau lokasi dan memasang 6 Seismograf pemantauan gempa susulan (Aftershock). Di hari yang sama, Tim Dr. Ing. Andry Widyowijatnoko, S.T, M.T dari SAPPK yang diwakili oleh Ir. Mipi Ananta Kusuma dan Agis Nurholis, S.T dari Rumah Amal Salman pun turut meninjau ke lokasi di Cianjur. Dari hasil observasi di lapangan tim bermaksud untuk dapat sesegera mungkin membangun empat Hunian Sementara (Huntara) dengan metode Tunnel Shelter dari bambu berkolaborasi dengan tim aktivis Desa Binaan ITB di Ciranjang Eko Santoso. Perancangan Tunnel Shelter menggunakan ketersediaan bahan lokal seperti bambu dengan pertimbangan kecepatan karena kerusakan rumah dan bangunan di lokasi sangat besar, khususnya di Desa Benjot Kec. Cugenang. Melihat kondisi tesebut Prof. Ir. Iswandi Imran, M.A.Sc., Ph.D. dari PPMB ITB beserta tim pun berencana untuk melakukan analisis lapangan asesmen tingkat kerentananan bangunan publik di Cianjur, sehingga bangunan-bangunan yang masih cukup layak digunakan dapat dimanfaatkan dengan baik.
Dari hasil peninjauan di lokasi kebutuhan akan obat-obatan pun cukup tinggi, mengingat banyaknya korban luka-luka yang membutuhkan pengobatan, Apt. Tomi Hendrayana, S.Si., M.Si. dari SF ITB, menyatakan akan membantu memenuhi kebutuhan obat-obatan dan juga memberikan bantuan untuk Trauma Healing. Dalam hal ini, Dr. Lulu Lusianti Fitri, M.Sc. dari SITH pun bermaksud untuk melibatkan 5 Coach dari ITB yang sebelumnya sudah memiliki pengalaman dalam menangani Trauma Healing pasca bencana di beberapa lokasi sebelumnya.
Dalam upaya merespons bencana gempa ini, Ditmawa ITB dan Dirdik NR ITB berencana untuk melibatkan mahasiswa. Dalam hal ini, Ditmawa akan melibatkan Tim Mahasiswa ITB melalui penugasan. Kemudian, Ditdik NR ITB akan melibatkan 267 orang mahasiswa dari Program Merdeka Belajar yang berasal dari luar ITB. Selain itu, Keluarga Mahasiswa Pecinta Alam (KMPA ITB) yang dibantu oleh Arif Susanto, M.T. (FITB) untuk membantu penyediaan air bersih melalui IGW Membran Ultrafiltrasi Air karya dari Prof. I Gede Wenten.
Dalam program tanggap bencana sebagai salah satu bagian dari Pengabdian kepada Masyarakat, LPPM ITB akan berkontribusi dalam bentuk dukungan pendanaan. BPUDL ITB pun akan turut serta berkontribusi melalui pendanaan yang akan dikelola oleh LPPM. Yayasan LAPI juga telah menyampaikan komitmennya untuk mendukung penanggulangan dampak bencana gempa bumi di Cianjur yang dilakukan oleh ITB. Harapannya sinergisitas yang dilakukan oleh civitas akademika ITB ini dapat memberikan manfaat bagi masyarakat yang terdampak bencana gempa di Cianjur.